Jumat 24 Jun 2022 03:55 WIB

Situasi Perang Donbas di Ukraina Semakin Intensif

Ukraina mengatakan Rusia meningkatkan intensitas serangannya

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Puing-puing benda tak dikenal setelah ledakan di Kiev, Ukraina, 24 Februari 2022. Presiden Rusia mengizinkan operasi militer khusus di wilayah Donbass Ukraina. Pasukan Rusia memasuki Ukraina sementara Presiden negara itu Volodymyr Zelensky berbicara kepada bangsa itu untuk mengumumkan pemberlakuan darurat militer.
Foto: EPA-EFE/MIKHAIL PALINCHAK
Puing-puing benda tak dikenal setelah ledakan di Kiev, Ukraina, 24 Februari 2022. Presiden Rusia mengizinkan operasi militer khusus di wilayah Donbass Ukraina. Pasukan Rusia memasuki Ukraina sementara Presiden negara itu Volodymyr Zelensky berbicara kepada bangsa itu untuk mengumumkan pemberlakuan darurat militer.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada Jumat (24/6/2022) ini akan menandai empat bulan invasi Rusia ke Ukraina yang Presiden Vladimir Putin sebut sebagai "operasi militer khusus". Kiev melaporkan pasukan Rusia membombardir wilayah Donbas di Provinsi Luhansk dan daerah sekitarnya.

Kota industri Sievierodonetsk, Luhansk juga menjadi medan tempur bagi militer Ukraina yang bertahan di sana. Kota industri itu target utama Rusia dalam empat bulan terakhir.

Pada Kamis (23/6/2022) kemarin pemerintah Ukraina mengatakan Rusia meningkatkan intensitas serangannya. Rusia terus menggempur dan bergerak maju di Ukraina timur walaupun ada perlawanan sengit dari Ukraina.

Kiev mengatakan pasukannya akan terus bertahan menghadapi gempuran Rusia di Sievierodonetsk. Kota Lysychansk yang merupakan kota kembar Sievierodonetsk juga terus dibombardir.

”Tentara Rusia menghancurkan segalanya” di Lysychansk, kata Gubernur Lugahansk, Sergey Gaidai di aplikasi kirim pesan Telegram.

Pemerintah Ukraina juga melaporkan pasukan Rusia menghujani Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, dan daerah sekitarnya dengan roket. Serangan ini menewaskan sedikitnya 15 orang. Sementara di dalam Rusia kilang minyak yang berjarak sekitar 8 kilometer dari perbatasan Ukraina terbakar.

Kabarnya kilang itu terkena serangan drone lintas perbatasan. Foto-foto jurnalis lepas di Kota Sievierodonetsk menunjukkan perang belum selesai. Ukraina memasok ulang pasukannya dengan menyeberangkan pasokan dengan rakit tiup.

Serangan Rusia di Kharkiv digelar sepanjang Selasa (21/6)  sampai Rabu (22/6). Serangan terbaru merupakan yang terburuk di daerah yang kehidupan normal sempat kembali sejak Ukraina memukul mundur serangan besar Rusia bulan lalu.  

"Ini peluru pasukan Rusia, itu mungkin peluncur roket multilaras, dan ini dampak dari rudal, ini semua dampak rudal," kata jaksa Kharkiv Mikhailo Martosh di tengah puing-puing pondok di daerah pinggir kota.

Petugas medis membawa jenazah seorang perempuan lanjut usia dari bawah reruntuhan garasi yang terbakar. Mereka membawanya ke mobil van yang diparkir di dekatnya.

"Ia berusia 85 tahun, anak perang (Perang Dunia), ia selamat satu perang, tidak berhasil melalui yang satu ini, tidak ada tempat untuk melarikan diri terutama nenek sendiri, ia tidak ingin kemana-mana," kata cucunya Mykyta.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan terdapat laporan korban jiwa semalam dan pada Rabu pagi baru diketahui serangan di Kharkiv menewaskan 15 orang dan melukai 16 lainnya.

"Kini pasukan Rusia menghantam Kota Kharkiv sama dengan cara mereka menghantam Mariupol, dengan tujuan meneror populasi," kata penasihat kepresidenan Ukraina Oleksiy Arestovych.  

"Dan bila mereka terus melakukannya kami harus bertindak dan dalam satu cara agar kami memindahkan artileri kami, gagasannya adalah untuk menciptakan masalah besar untuk mengalihkan perhatian kami dan memaksa kami mengalihkan pasukan, saya kira akan ada eskalasi," katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara sekutu mempercepat pengiriman senjata berat agar negaranya dapat menandingi Rusia di medan tempur.

"Kami harus membebaskan tanah air kami dan meraih kemenangan, tapi lebih cepat, jauh lebih cepat," kata Zelenskyy. Ia mengatakan serangan udara dan artileri Rusia bertujuan untuk menghancurkan seluruh Donbas.

Rusia memfokuskan serangannya di Ukraina timur dan selatan setelah sempat berhasil merangsek maju ke Kiev di awal perang. Tapi terpukul mundur oleh gencarnya perlawanan Ukraina.

Penasihat Zelenskyy, Oleksiy Arestovych mengatakan perang di Donbas "memasukan klimaks yang menakutkan. Sementara itu Gaidai mengatakan pasukan Ukraina mempertahankan Sievierodonetsk  dan pemukiman Zolote dan Vovchoyrovka.

Tapi pasukan Rusia berhasil merebut Loskutivka dan Rai-Oleksandrivka di selatan. Ratusan warga sipil terjebak di pabrik kimia di Sievierodonetsk. Moskow mengatakan pasukan Rusia di kota itu terkepung.

Namun di stasiun televisi Ukraina, Gaidai mengatakan pasukan Rusia tidak menguasai seluruh Sievierodonetsk. Ia menambahkan semua yang ada di Lysychansk berada di jangkauan tembak Rusia.

"Demi menghindari pengepungan, komandan kami dapat memerintahkan pasukan mundur ke posisi baru. Mereka mungkin akan berkumpul lagi semalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement