Jumat 24 Jun 2022 09:03 WIB

Erick Thohir Geram Produk E-Commerce Didominasi Asing

Erick menyebut e-Commerce dan pengembang gim asing kuasai pasar Indonesia

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir menyesalkan realita di era ekonomi digital saat ini karena produk asing masih membanjiri platform belanja online atau e-commerce di Indonesia.
Foto: Istimewa
Menteri BUMN Erick Thohir menyesalkan realita di era ekonomi digital saat ini karena produk asing masih membanjiri platform belanja online atau e-commerce di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyesalkan realita di era ekonomi digital saat ini karena produk asing masih membanjiri platform belanja online atau e-commerce di Indonesia.

Padahal dia menyebut, berdasarkan hasil riset Southeast Asia e-Conomy Report 2020, ekonomi digital Tanah Air diproyeksi berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 10 persen pada 2025.

"Kita bicara e-commerce, barangnya asing. Bukannya antiasing, tetapi itu realita," ujar Erick Thohir saat mengisi kuliah umum di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, pada Rabu (22/6).

Menurut Erick, potensi ekonomi digital di Indonesia diperkirakan tembus Rp1.736 triliun.  Sektor ini akan didominasi sektor e-commerce pada 2025 melalui penjualan produk lokal.

Bukan itu saja, dia juga menyebut potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030.

Angka ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar untuk perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN. Erick Thohir juga menyoroti maraknya pinjaman daring ilegal berkedok fintech.

Demikian juga dengan industri game dalam negeri yang masih didominasi pengembang dari negara lain. Hal ini, turut menandai ketidakpastian Indonesia dalam mengoptimalkan ekonomi digital. "Fintech bukannya bagus, dipakai tempat penipuan, pinjol," sesal Erick Thohir.

Dorongan untuk terus memperkuat kiprah di teknologi digital kerap digaungkan Erick Thohir. Bahkan, itu menjadi programnya di Kementerian BUMN. Termasuk melibatkan banyak kampus dan generasi muda sebagai calon pemimpin BUMN.

“BUMN menaruh perhatian khusus terhadap pengembangan potensi generasi muda. Transformasi industri digital juga harus dilakukan di era digital ini agar tetap relevan dengan perubahan tren dan zaman,” kata Erick Thohir dalam cuitannya beberapa waktu lalu.

Ia juga mengingatkan, generasi muda yang tidak bisa memanfaatkan perubahan di era digital akan tertinggal. “Selain mencari lifelong partner, generasi muda juga harus gencar menjadi lifelong learner. Disrupsi digital bisa menjadi ancaman, namun bisa juga menjadi peluang bagi yang inovatif dan kreatif,” kicau Erick Thohir melalui akun Twitternya, @erickthohir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement