Jumat 24 Jun 2022 09:45 WIB

Mendagri Ajak Kadin Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi

Tito mencontohkan Sri Lanka terjadi krisis pangan beri efek domino sektor lainnya.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian k melanjutkan pembahasan 5 RUU Provinsi (Provinsi Sumbar, Riau, Jambi, NTB, dan NTT) ke tahap Rapat Paripurna.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian k melanjutkan pembahasan 5 RUU Provinsi (Provinsi Sumbar, Riau, Jambi, NTB, dan NTT) ke tahap Rapat Paripurna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian mengajak Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bersama-sama dengan pemerintah memperkuat ketahanan pangan dan energi. Menurut dia, kunci utama untuk mewujudkannya dengan menyediakan pangan yang cukup, mudah dijangkau, kualitas yang baik, dan layak dikonsumsi.

"Kita bisa bekerja sama pemerintah dan dunia usaha, terutama dunia usaha untuk memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan energi kita," ujar Tito dalam acara Musyawarah Khusus Nasional Kadin tahun 2022 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (23/6/2022).

Baca: Direktur Pertahanan dan Dubes Siber Inggris Bertemu Prabowo dan Andika

Menurut Tito, pandemi Covid-19 yang mulai melandai menjadi momentum untuk melakukan pemulihan. Sayangnya, juga terjadi perang antara Rusia dan Ukraina yang memberikan dampak terhadap upaya pemulihan, lantaran kedua negara penghasil pangan dan energi.

Dia mengatakan, ketika suatu negara mengalami krisis pangan dan energi sebagaimana yang terjadi di Sri Lanka, akan memberikan efek domino pada sektor lainnya, termasuk sektor keamanan. Pasalnya terjadi demo di seluruh penjuru Sri Lanka yang berakhir pada krisis politik.

"Negara lain juga sudah terjadi seperti di Pakistan dan bahkan kalau ini berlanjut ini akan berdampak luas termasuk di Indonesia karena banyak negara sudah mulai menutup produksi pangannya untuk ekspor. Nah kita harus berusaha agar krisis pangan energi akibat perang Ukraina dan Rusia ini dapat kita atasi juga sama seperti kita menangani pandemi," kata Tito.

Baca: Viral Shopee Larang Penjual Jam Dinding Kaligrafi Bertuliskan Tauhid

Eks kepala Polri itu mengingatkan, Indonesia merupakan negara besar nomor empat di dunia dan memiliki letak yang strategis untuk memproduksi pangan. Tito mengingatkan, hal tersebut menjadi peluang, terlebih bagi anggota Kadin yang memiliki insting kewirausahaan, termasuk dalam hal produksi pangan, seperti mengolah tanah yang kosong.

"Kalau teman-teman pengusaha (melihat) lahan kosong ini untuk udang, padi, gandum, banyak sekali. Nah di situlah kita minta pemerintah yang didominasi oleh birokrat ASN ini ya kita ngerti soal regulasi aturan, tapi kalau soal peluang lebih jagoan teman-teman pengusaha daripada kita. Di sinilah kita pada pengusaha untuk membantu memperkuat ketahanan pangan," ucap Tito.

Dia menegaskan, Kadin merupakan organisasi pengusaha yang menjadi mitra pemerintah dan diakui undang-undang. Menurut Tito, Kadin memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian negara, yang sebagian besar produk domestik berasal dari swasta.

Karena itu, kata Tito, ketika negara ingin melompat perekonomiannya, maka swasta harus diperkuat. "Tunjukkan dengan kinerja agar publik melihat bahwa Kadin itu bukan hanya sekadar nama, tapi Kadin memberikan manfaat untuk rakyat dan untuk bangsa."

Baca: Survei Poltracking: UAS Pendakwah Paling Disukai di Indonesia

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement