Jumat 24 Jun 2022 15:27 WIB

China Buka Pintu Perbaiki Hubungan dengan Australia

Australia adalah pihak yang menyebabkan putusnya hubungan bilateral dengan China.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Profesor James Laurenceson, kiri, direktur Institut Hubungan China Australia mengajukan pertanyaan kepada Duta Besar China untuk Australia, Xiao Qian setelah pidatonya tentang keadaan hubungan antara Australia dan China di University of Technology di Sydney, Australia, Jumat, 24 Juni, 2022.
Foto: AP Photo/Mark Baker
Profesor James Laurenceson, kiri, direktur Institut Hubungan China Australia mengajukan pertanyaan kepada Duta Besar China untuk Australia, Xiao Qian setelah pidatonya tentang keadaan hubungan antara Australia dan China di University of Technology di Sydney, Australia, Jumat, 24 Juni, 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China membuka pintu untuk memperbaiki hubungan dengan Australia. Namun Beijing menginginkan Canberra mengambil inisiatif lebih dulu.

Duta Besar China untuk Australia Xiao Qian mengatakan, Australia adalah pihak yang menyebabkan putusnya hubungan bilateral kedua negara. Dia menyerukan pemerintahan baru Australia yang dipimpin perdana menteri Anthony Albanese mengambil langkah untuk memperbaiki hal tersebut.

Baca Juga

“Pemerintah sebelumnya di negara ini membuat kebijakan tertentu dan mengambil tindakan tertentu yang hampir menghentikan kerja sama dan hubungan bisnis normal antara Huawei dan mitranya di Australia,” kata Xiao saat berbicara di University of Technology Sydney’s Australia-China Relations Institute, Jumat (24/6/2022).

Dia mengisyaratkan, hal itu menjadi cikal bakal retaknya hubungan China dengan Australia. “Itu mungkin bisa digambarkan sebagai tembakan pertama yang benar-benar merusak hubungan bisnis normal kita,” ujar Xiao.

Dia membantah bahwa China telah memberlakukan sanksi perdagangan pada barang-barang Australia. Xiao mengatakan, langkah itu merupakan tanggapan atas keluhan dumping oleh perusahaan China atau konsumen China yang mengungkapkan ketidakbahagiaan mereka di Australia.

Kendati demikian, Xiao menilai, saat ini ada peluang bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan kembali. Menteri pertahanan kedua negara pun sempat bertemu di sela-sela acara Shangri-La Dialogue di Singapura beberapa waktu lalu. Menurut Xiao, ada lima bidang yang paling tidak perlu dilakukan bersama oleh Australia dan China.

Pertama, Australia harus menghormati sistem politik sosialis China. Kedua, baik Beijing maupun Canberra harus tetap berpegang pada keuntungan bersama dalam masalah ekonomi dengan kebijakan yang adil. Ketiga, bersikap rasional dalam keamanan. Keempat, bekerja sama dengan China dalam urusan regional. Terakhir yakni menangani perbedaan dengan tepat.

China telah memberlakukan sanksi perdagangan terhadap produk-produk Australia. Itu merupakan tanggapan Beijing atas kebijakan yang diambil pemerintahan mantan perdana menteri Scott Morrison, seperti menyerukan penyelidikan asal-usul Covid-19 serta larangan jaringan 5G.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, yang menjabat akhir bulan lalu, telah menyampaikan China perlu mencabut sanksinya terhadap produk Australia. Dia pun menyerukan peningkatan kembali hubungan bilateral kedua negara.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement