Disdik Sleman: Kuota PPDB SMP Tahun 2022 Terpenuhi
Rep: c01/ Red: Fernan Rahadi
Orang tua wali melihat daftar pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tingkat SMP di Kabupaten Sleman telah berakhir pada Rabu (22/6/2022) lalu. Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Sri Adi Marsanto mengatakan tahun ini kuota siswa yang mendaftar pada tingkat tersebut telah terpenuhi.
"Tidak ada kendala di aplikasi maupun jaringan. Kuota siswa pendaftar untuk SMP terpenuhi semua," ujar Sri Adi, Jumat (24/6/2022).
Terdapat empat jalur PPDB untuk jenjang SMP, yaitu jalur zonasi dengan kuota 50 persen, jalur afirmasi sebanyak 15 persen di mana 12 persen untuk penduduk miskin dan tiga persennya dialokasikan untuk penyandang disabilitas. Selanjutnya, adalah kuota perpindahan tugas orang tua sebanyak lima persen dan terakhir yaitu jalur prestasi sebesar 30 persen dengan rincian 25 persen untuk penduduk Kabupaten Sleman dan lima persen untuk penduduk dari luar kabupaten.
Menurut Sri Adi, PPDB jenjang SMP tahun ini berjalan dengan lancar. Ia juga mengatakan jumlah kunjungan ke posko PPDB yang berada di lobi Kantor Dinas Pendidikan tidak banyak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya kendala yang berarti dalam proses penerimaan tersebut. Masyarakat sudah memahami alur pendaftaran siswa baru yang telah disosialisasikan sebelumnya.
"Kesehariannya memang ada yang datang (ke Posko PPDB-Red) dari orang tua atau wali murid, tetapi tidak banyak. Paling cuma 10 orang sehari dan itu wajar. Dan datang itu bukan untuk melakukan protes tetapi hanya untuk memastikan atau mendapatkan informasi tentang cara membuat akun atau cara untuk mendaftar seperti itu," jelas Sri Adi.
Ia juga menjelaskan terkait dengan hal-hal teknis selama proses penerimaan siswa baru sudah dapat diselesaikan di tingkat satuan pendidikan. Menjelang pelaksanaan ajaran baru Tahun 2022/2023, Sri Adi berharap agar pandemi Covid-19 dapat segera usai sehingga para siswa dapat kembali belajar secara langsung di sekolah. Hal itu dikarenakan pembelajaran daring tidak dapat menggantikan pembelajaran secara tatap muka khususnya dalam membentuk karakter siswa.