REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Platform streaming berlangganan, Netflix, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 300 karyawannya. Ini merupakan geombang kedua PHK yang dilakukan Netflix di tengah krisis yang dialami perusahaan.
Dalam gelombang pertama PHK pada bulan lalu, Netflix merumahkan 150 karyawan dari 11 ribu orang yang bekerja untuk perusahaan. Netflix memangkas empat persen karyawannya, mayoritas di kantor pusatnya di AS.
"Sambil terus berinvestasi secara signifikan dalam bisnis, kami membuat penyesuaian ini supaya besaran pengeluaran kami sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang tengah melambat," kata juru bicara Netflix dalam sebuah pernyataan, dilansir laman Independent, Jumat (24/6/2022).
Juru bicara juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para karyawan yang masih berdedikasi tinggi ketika perusahaan tengah menghadapi krisis. Netflix juga menyatakan pihaknya bekerja keras untuk mendukung karyawannya melalui transisi yang sulit tersebut.
Netflix mengatakan, PHK harus dilakukan karena perkembangan bisnis sedang lesu. Pendapatan perusahaan terus menurun dan jumlah pelanggan berkurang.
Pengurangan terjadi setelah berita bahwa Netflix telah kehilangan 200 ribu pelanggan di seluruh dunia pada 2022. Dalam tiga bulan berikutnya, diperkirakan akan ada dua juta lagi pengguna yang berhenti berlangganan.
Perusahaan menganggap penurunan ini terjadi karena banyaknya persaingan dari layanan serupa seperti Amazon Prime, Comcast's Peacock, Paramount +, dan HBO Max, serta streamer lainnya. Tetapi, menurut mantan karyawan Netflix, mengatakan bahwa PHK tersebut difokuskan pada divisi keragamannya.
"Hampir semua orang di LinkedIn yang mengunggah tentang pemecatan bekerja untuk keragaman, kesetaraan, dan inklusi di seluruh perusahaan," kata mantan pekerja Netflix Evette Dionne dalam cicitannya pada Mei, saat PHK putaran pertama.
"Bukan segelintir orang yang diberhentikan, tetapi 150 orang dan itu bukanlah sebuah kebetulan," kata dia.