REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sarat akan pesan moral dan perjuangan mungkin adalah kesan yang tepat untuk menggambarkan kisah Ranah 3 Warna. Film yang diproduksi MNC Pictures ini akan tayang di bioskop pada 30 Juni 2022
Berlatar keindahan Kabupaten Agam, Sumatra Barat tahun 1992, Ranah 3 Warna berfokus pada kisah seorang anak bernama Alif Fikri yang diperankan oleh Arbani Yasiz. Alif merupakan murid pesantren yang diterima di kampus negeri ternama di Bandung, Jawa Barat, yakni Universitas Padjajaran (Unpad). Ia bercita-cita bisa pergi ke Amerika melalui tulisan-tulisan yang dibuatnya.
Saat tiba di Unpad, sesuatu hal menuntunnya untuk bertemu dengan redaksi majalah kampus. Alif pun mengajukan diri untuk menjadi salah satu penulis di situ. Meskipun awalnya ditolak, namun ia bersikeras dan berhasil untuk bergabung.
Tidak butuh waktu lama bagi Alif untuk bisa membuat tulisan yang mengesankan hingga dimuat beberapa kali di koran daerah, bahkan nasional. Tapi, Alif juga ditimpa musibah bertubi-tubi yang hampir membuatnya frustasi hingga mulai goyah terhadap akidahnya.
"Man jadda wajada", "man shabara zhafira", dan "man saara darbi ala washala" hampir saja Alif singkirkan dari kehidupannya di tengah beratnya rintangan. Padahal, ketiga pegangan hidupnya itu selalu ia simpan di dalam dompetnya sebagai pengingat.
Ranah 3 Warna mengemas drama kehidupan Alif dengan emosi yang memancing air mata. Tokoh utama ini bisa menjadi inspirasi positif dalam berjuang menghadapi hidup, karier, masa depan, hingga percintaan hingga akhirnya Tuhan memberikan hadiah termanis dan terbaik.