Sabtu 25 Jun 2022 08:45 WIB

Putin Tuding AS Sebabkan Krisis Pangan Global

Putin mengklaim bahwa, Barat telah menghalangi ekspor biji-bijian Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (24/6/2022) mengatakan, operasi militer khusus di Ukraina tidak bertanggung jawab atas krisis pangan global. Putin mengklaim bahwa, Barat telah menghalangi ekspor biji-bijian Rusia.
Foto: AP/Mikhail Metzel/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (24/6/2022) mengatakan, operasi militer khusus di Ukraina tidak bertanggung jawab atas krisis pangan global. Putin mengklaim bahwa, Barat telah menghalangi ekspor biji-bijian Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (24/6/2022) mengatakan, operasi militer khusus di Ukraina tidak bertanggung jawab atas krisis pangan global. Putin mengklaim bahwa, Barat telah menghalangi ekspor biji-bijian Rusia.

Putin menuduh negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS) mengganggu produksi pertanian global dengan pembatasan pengiriman pupuk dari Rusia dan Belarusia. Barat juga menghalangi Moskow untuk mengekspor biji-bijian.

“Kenaikan harga bahan pokok pertanian, seperti biji-bijian, telah memukul negara-negara berkembang yang paling sulit, di mana roti dan tepung merupakan sarana yang diperlukan untuk bertahan hidup bagi sebagian besar penduduk,” kata Putin, dilansir Aljazirah, Sabtu (25/6/2022).

Putin juga mengecam "histeria" seputar biji-bijian yang telah tertahan di pelabuhan Ukraina sejak dimulainya operasi militer Rusia. Putin mengatakan, "histeria" tersebut tidak menyelesaikan masalah apa pun di pasar biji-bijian global.

Putin mengatakan, Rusia adalah aktor yang bertanggung jawab di pasar makanan global. Rusia siap untuk ​​memenuhi semua kewajiban kontraknya.

Jutaan ton gandum dan biji-bijian saat ini tertahan di pelabuhan Ukraina, yang diblokade atau diduduki oleh pasukan Rusia. Sementara kapal kargo menghadapi bahaya ranjau yang diletakkan di Laut Hitam.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memukul Moskow dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mendorong Putin untuk mencari pasar baru dan memperkuat hubungan dengan negara-negara di Afrika dan Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement