REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Media pemerintah Iran melaporkan perairan Teluk Selatan diguncang gempa sekeras 5,6 skala Richter pada Sabtu (25/6/2022) pagi. Belum ada laporan korban jiwa dan luka.
Media pemerintah melaporkan guncangan terjadi antara Pelabuhan Charak dan Pulau Kish dengan kedalaman 22 kilometer. Pejabat di stasiun televisi mengatakan terjadi 100 gempa dan guncangan selama 10 hari terakhir di daerah yang sama.
Garis patahan geologi besar melintasi Iran. Dalam beberapa tahun terakhir negara itu yang telah mengalami beberapa gempa bumi dahsyat.
Sementara itu negara tetangganya Afghanistan kekurangan pasokan medis untuk merawat korban yang terluka akibat gempa bumi pada Rabu (22/6/2022) lalu. Sementara gempa susulan terjadi pada Jumat (24/6/2022) dan menewaskan lima orang.
Pihak berwenang sebelumnya mengakhiri pencarian korban di wilayah pegunungan terpencil. Sementara Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mengatakan, gempa susulan pada Jumat berkekuatan 4,3 skala ritcher.
Juru bicara Kementerian Bencana Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Mohammad Nassim Haqqani, mengatakan, sekitar 2.000 orang terluka dan 10 ribu rumah hancur sebagian atau seluruhnya dalam gempa pada Rabu yang berkekuatan 6,1 skala Richter. Dia menambahkan bahwa, Kementerian Kesehatan tidak mempunyai pasokan medis.
"Kementerian Kesehatan tidak memiliki cukup obat. Kami membutuhkan bantuan medis dan kebutuhan lainnya karena ini adalah bencana besar," ujar Nassim Haqqani.
Pusat gempa berada di wilayah pegunungan gersang yang dipenuhi pemukiman kecil dan sering menjadi lokasi bentrokan selama perang Afghanistan. Komunikasi yang buruk dan jalan rusak menghambat upaya bantuan.