REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) mencatat cakupan vaksinasi Covid-19 penguat (booster) bagi kelompok lanjut usia (lansia) yang masih rendah, yaitu sekitar 16 juta yang belum melakukan vaksinasi booster hingga Sabtu (25/6/2022). Padahal, vaksin Covid-19 booster dibutuhkan lansia untuk meningkatkan kekebalan tubuh seiring dengan mutasi virus yang terus terjadi.
Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro menyebutkan, jumlah lansia di Tanah Air kini sekitar 21 juta. Dari angka tersebut, jumlah yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama mencapai 70,36 persen.
Kemudian, cakupan vaksin Covid-19 dosis kedua lansia lebih rendah, yaitu 23 persen. "(Cakupan vaksin) Booster lansia juga masih rendah, yang belum menerimanya sebanyak 16 jutaan," ujarnya dalam konferensi virtual, Sabtu.
Karena itu, Sri meminta vaksinasi booster untuk lansia perlu disosialisasikan kembali agar kelompok manula mau melanjutkan vaksinasi Covid-19. Ia menambahkan, kelompok ini diharapkan melengkapi vaksin Covid-19 dosis primer dan mendapatkan booster.
Ia mengingatkan, lansia penting untuk mendapatkan vaksin booster karena adanya mutasi virus. "Seperti diketahui Covid-19 varian omicron ada mutasi yang baru. Sehingga, perlu diberikan vaksin booster untuk menambah imunitas tubuh," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah berkoordinasi dengan kementerian dalam negeri dan kementerian terkait lainnya. Bahkan, dia melanjutkan, sosialisasi juga dilakukan dari rumah ke rumah (door to door) hingga melalui media massa.
"Tetapi vaksinasi untuk lansia sepertinya kurang gencar," ujarnya.