REPUBLIKA.CO.ID, RABAT - Puluhan orang tampak terbaring di tanah, beberapa terlihat berdarah dan lainnya tidak bergerak, dalam video yang diklaim sebagai akibat penyeberangan massal migran Maroko pada Jumat (24/6/2022) ke sebuah daerah otonomi Spanyol. Dalam peristiwa itu, sedikitnya 18 orang disebutkan tewas.
Rekaman itu, yang belum dapat diverifikasi kebenarannya oleh Reuters, dibagikan oleh AMDH yang merupakan kelompok hak asasi Maroko yang bekerja bersama migran di beberapa wilayah Maroko utara, termasuk daerah-daerah di sekitar Melilla, daerah otonomi Spanyol itu. Otoritas Maroko mengatakan pada Jumat malam bahwa 18 migran telah tewas, beberapa karena terjatuh dari pagar yang tinggi, sedangkan lainnya akibat terinjak-injak.
Kantor AMDH setempat mencatat jumlah korban tewas mencapai 27 orang tanpa memerinci informasi tersebut. Sekitar 2.000 migran berupaya menerobos pagar daerah otonomi itu untuk menyeberang ke wilayah Spanyol. "Tindakan mereka memicu bentrokan fisik selama dua jam dengan pasukan keamanan dan penjaga perbatasan," kata otoritas Spanyol dan Maroko.
Banyak migran yang juga terluka dalam insiden itu. Sebuah klip video yang dibagikan AMDH memperlihatkan sejumlah besar migran Afrika terbaring menumpuk. Tubuh mereka terlihat tumpang tindih. Banyak yang tidak bergerak dan beberapa di antaranya bergerak lemah, sementara pasukan keamanan Maroko dengan perlengkapan huru-hara berdiri di sekitar mereka.
Video yang sama menunjukkan pasukan keamanan menarik dua migran berdarah dan tampak kebingungan melewati migran-migran lain yang terbaring di tanah. Sebuah klip video lain yang dibagikan AMDH memperlihatkan seorang petugas keamanan Maroko memukul salah satu dari sejumlah migran yang tergeletak di samping pagar besi. Otoritas Maroko mengatakan 140 anggota pasukan keamanan Maroko juga terluka, lima di antaranya mengalami luka serius meskipun tak ada yang tewas.
Seorang juru bicara pemerintah Spanyol di Melilla mengatakan tak seorang pun tewas di wilayah Spanyol di perbatasan itu. Di lokasi itu, 57 migran dan 49 petugas terluka.