Ahad 26 Jun 2022 17:37 WIB

Ketum Al Washliyah Usulkan Hewan Sehat dari PMK Diberi Sertifikat

Umat muslim yang menjual hewan qurban juga wajib memastikan kondisi kesehatannya

Rep: umar mukhtar/ Red: Hiru Muhammad
Sertifikat kesehatan hewan diberikan kepada pedagang setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). Pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan hewan yang dijual pedagang itu layak untuk dijadikan hewan kurban sesuai syariat Islam. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Sertifikat kesehatan hewan diberikan kepada pedagang setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021). Pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan hewan yang dijual pedagang itu layak untuk dijadikan hewan kurban sesuai syariat Islam. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah, KH Dr Masyhuril Khamis mengusulkan agar ada pemberian sertifikat bagi hewan-hewan ternak yang dinyatakan sehat dan terhindar dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku. Ini diperlukan agar Muslim yang berniat qurban tidak ragu atas hewan yang dibelinya.

"Kalau bisa, ada sertifikat semacam sertifikat vaksin Covid-19, untuk memastikan hewan yang tidak terpapar PMK. Ini penting bagi jamaah yang sudah memiliki niat berqurban supaya mereka ini tidak merasa ragu," tutur dia kepada Republika.co.id, Ahad (26/6/2022).

Baca Juga

Dengan demikian, menurut Kiai Masyhuril, tetap ada solusi kepada masyarakat Muslim agar momentum ibadah di Hari Idul Adha ini bisa tetap dijalankan dengan aturan main yang ada. Dia juga mengingatkan umat Muslim yang menjual hewan qurban untuk memastikan kesehatan terhadap hewan yang dijualnya itu.

Kiai Masyhuril juga mengapresiasi diterbitkannya surat edaran Menteri Agama tentang panduan penyelenggaraan shalat Hari Raya Idul Adha dan pelaksanaan kurban 1443 Hijriah. Dia menuturkan, imbauan dalam edaran tersebut agar masyarakat lebih waspada terhadap kondisi hewan qurbannya. Menurutnya, pemilihan hewan qurban pada tahun ini memang harus lebih selektif mengingat adanya wabah PMK.

Kementerian terkait dan penyedia hewan qurban, lanjut Kiai Masyhuril, juga harus proaktif dan saling berkolaborasi untuk memastikan kesehatan hewan qurban. "Sehingga semuanya mendapat kepastian hewan yang sehat, dan kita menjadi tidak cemas. Pemerintah harus turun untuk hal ini, supaya para pebisnis yang menyediakan hewan qurban juga bisa mendapat penghasilan di Idul Adha kali ini," tuturnya.

Kiai Masyhuril sepakat mengenai perlunya kerja sama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) dalam penyembelihan hewan qurban. RPH tentu memiliki perangkat dan tenaga yang mumpuni untuk melakukan penyembelihan hewan qurban secara aman."Bagi daerah di mana tidak terdapat RPH, kita meminta kepada pihak-pihak terkait untuk saling memantau, membantu dan mempermudah penyembelihan hewan qurban. Apalagi kan tidak semua daerah mengalami wabah ini, karena ada daerah yang belum terpapar," ucapnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement