REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Moskow tidak akan bergabung dalam Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW). Hal itu disampaikan setelah rampungnya konferensi pertama negara-negara peserta TPNW.
Zakharova berpendapat, kemajuan tegas dari TPNW memperdalam perpecahan antar-negara dan melemahkan rezim Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.
“Sehubungan dengan keinginan untuk menempatkan secara permanen upaya universalisasi TPNW, sebagaimana dicatat dalam dokumen akhir konferensi, kami menekankan: Rusia tidak bermaksud untuk bergabung dengan perjanjian ini dan percaya bahwa perjanjian itu tidak menetapkan perjanjian standar universal apa pun: tidak sekarang atau di masa depan," ucapnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Sabtu (25/6/2022).
Menurut Zakharova, Moskow terus berpegang teguh pada pendiriannya bahwa pengembangan TPNW terlalu dini, keliru dan pada kenyataannya, kontraproduktif. Dia menyebut, perjanjian itu tidak mengurangi risiko nuklir yang berkembang dan tidak membawa umat manusia selangkah lebih dekat ke tujuan yang dinyatakan di dalamnya.
Zakharova mengungkapkan, pendekatan yang ditetapkan dalam TPNW hanya mengarah pada peningkatan kontradiksi antara negara-negara nuklir dan non-nuklir. Ia menilai, perjanjian itu tidak memperhitungkan situasi militer-politik dan militer-strategis serta bertentangan dengan prinsip perlucutan senjata nuklir yang harus dilakukan sedemikian rupa. Sehingga pada akhirnya mengarah pada peningkatan keamanan untuk semua.
“Kami tidak melihat cara yang realistis untuk menerapkan atau tindakan praktis untuk secara langsung mengurangi senjata nuklir,” ucapnya.
Dia mengatakan, Rusia, seperti semua negara lain dengan potensi nuklir militer, tidak berpartisipasi dalam konferensi negara-negara peserta TPNW. Moskow pun tidak berniat mengikutinya di masa mendatang.
“Kami juga tidak berencana untuk membangun kerja sama dengan struktur tambahan yang dibuat sebagai bagian dari interaksi peserta TPNW untuk melaksanakannya,” ujar Zakharova.