Ahad 26 Jun 2022 18:02 WIB

Pendapatan APBD 2021 Jabar Melampaui Target, DPRD: Ekonomi Mulai Bangkit Pascapandemi

APBD Jabar 2021, jika dinominalkan hingga 31 Desember 2021 sebesar Rp36,991 triliun

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
DPRD Jabar, mengapresiasi realisasi pendapatan daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Jabar tahun 2021 melebihi target. Yakni, berhasil menyentuh angka 102,41 persen.
Foto: istimewa
DPRD Jabar, mengapresiasi realisasi pendapatan daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Jabar tahun 2021 melebihi target. Yakni, berhasil menyentuh angka 102,41 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--DPRD Jabar, mengapresiasi realisasi pendapatan daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Jabar tahun 2021 melebihi target. Yakni, berhasil menyentuh angka 102,41 persen.

Pendapatan APBD Jabar 2021, jika dinominalkan hingga 31 Desember 2021 realisasinya sebesar Rp36,991 triliun. Angka tersebut berhasil melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan sebesar Rp36,123 triliun

Baca Juga

"Saya apresiasi di tengah pandemi pemerintah Provinsi Jabar mampu mengoptimalkan pendapatan daerah. Yang mana kita ketahui bersama selama dua tahun berturut-turut kemarin kan kita dilanda pandemi pendapatan kita tak bisa mencapai target," ujar Wakil Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari, Ahad (26/6/2022).

Ineu menjelaskan, selama dua tahun pandemi akibat pendapatan tak mencapai target, Pemprov Jabar sampai melakukan refocusing anggaran hingga 5 kali. "Kan karena faktor pendapatan yang tak sesuai dengan target makanya refocusing terus," katanya.

Kedua, Ineu menilai dengan capaian pendapatan yang melampaui dari target yang diperkirakan berarti bagus. Hal itu pun, sekaligus menunjukkan tentunya kebangkitan ekonomi pasca pandemi berjalan. 

"Kan kemarin disahkan 2021 ini kita mulai kebangkitan ekonomi pasca pandemi. Jadi, kalau di 6 bulan ini ada kenaikan pendapatan lagi menunjukkan kebangkitan ekonomi mulai bergerak walaupun kan masih kemarin jatuhnya pisan," paparnya.

Ineu mengatakan, dengan melampaui target walaupun hanya 2 persen,  setidaknya dari target pasca pandemi ada pertumbuhan. "Pas pandemi turunnya cukup banyak, awalnya targetnya 45 trliun, lalu diturunkan menjadk 40 triliun serta terus turun jadi 37 triliun. "Turunnya memang cukup banyak lagi. Cuma sekitar 35 triliun yang tercapai jadi tak sesuai dengan target yang ada," katanya.

Karena, kata dia, yang disebut pendapatan bukan hanya dari PAD saja. tapi juga dari pusat kan menurun. Ekonominya secara nasional. Namun, untuk menggenjot pendapatan memang dari PAD.  "PAD ini kuncinya, ada di Bapenda. Kemarin kita menargetkan dari 2021 tapi prognosisnya baru awal Juli. Yang pasti pendapatan itu memang mayoritas berasal dari PAD," kata Ineu.

Ineu pun menyambut baik program pemutihan pajak, yan dilakukan Bapenda sampai Agustus. "Menurut saya kalau sebelum pandemi program pemutihan ini cukup efektif. Kan yang biasanya bayar nanti jadi duluan karena ada program bebas biaya balik nama," paparnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement