Ahad 26 Jun 2022 22:15 WIB

NASA akan Luncurkan Roket dari Australia

NASA akan meluncurkan roket dari hutan belantara terpencil di Australia utara

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
(Foto: ilustrasi NASA)
Foto: Wallpaper Flare
(Foto: ilustrasi NASA)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -  Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) akan meluncurkan roket dari hutan belantara terpencil di Australia utara pada Ahad (26/6/2022) malam waktu setempat. Ini merupakan peluncuran luar angkasa komersial pertama di Australia dan yang pertama dari pelabuhan antariksa komersial.

Roket suborbital akan terlihat sejenak setelah peluncuran yang dijadwalkan pukul 22.44 (13.44 GMT) Waktu Standar Pusat Australia. Roket itu akan menempuh jarak 300 kilometer ke luar angkasa.

Astrofisikawan Universitas Nasional Australia Brad Tucker mengatakan, lokasi Australia yang kering dan kedekatannya dengan khatulistiwa menawarkan kondisi optimal untuk peluncuran luar angkasa. Ia akan berada 400 meter dari landasan peluncuran di Arnhem Space Centre.

"Pada 12 derajat di Arnhem Anda tidak mendapatkan banyak tempat yang lebih dekat ke khatulistiwa. Terutama Anda tidak mendapatkan tempat yang dekat dengan khatulistiwa di mana Anda bisa mendapatkan udara yang kering dan stabil. Florida, di mana Cape Canaveral berada, adalah semacam rawa ," katanya, merujuk pada Kennedy Space Center NASA.

NASA telah mengatakan tiga peluncuran dari Arnhem Space Center pada Juni dan Juli akan membantunya mengeksplorasi bagaimana cahaya bintang dapat memengaruhi kelayakhunian planet. Misi Ahad dari Australia ini akan membawa detektor untuk mengukur sinar-X yang dihasilkan oleh gas panas yang mengisi ruang antar bintang untuk membantu mempelajari bagaimana pengaruhnya terhadap evolusi galaksi.

Tucker mengatakan,  sementara misi kedua dan ketiga pada Juli akan mengamati Alpha Centauri, bintang terdekat ke Bumi, dan konstelasi Salib Selatan terdekat yang ditampilkan pada bendera Australia. Konstelasi dan Alpha Centauri hanya dapat dilihat di langit Selatan.

"Tujuan besarnya adalah untuk melihat apakah ada planet yang berpotensi mirip Bumi di sekitarnya," katanya. Ia menambahkan bahwa para ilmuwan telah menunggu satu dekade untuk meluncurkan roket dari Belahan Bumi Selatan. Ini akan terlihat selama 10-50 detik.

"100 detik setelah peluncuran, tim sains akan aktif dan mereka akan mengendalikan teleskop di kapal. Mereka akan tahu secara real time seberapa suksesnya," katanya.

NASA adalah klien pertama untuk pelabuhan ruang angkasa komersial yang dioperasikan oleh Equatorial Launch Australia, dan 70 staf NASA telah melakukan perjalanan ke Australia untuk tiga misi. Muatan dan roket akan kembali ke Bumi pada malam yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement