Ratusan Anak Ikuti Khitan Massal di Yogyakarta
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ratusan Anak Ikuti Khitan Massal di Yogyakarta (ilustrasi). | Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Ratusan anak di Kota Yogyakarta mengikuti khitan massal yang digelar di Kompleks Balai Kota, Sabtu (25/6) kemarin. Khitan massal ini digelar Baznas Kota Yogyakarta bersama Pemkot Yogyakarta.
Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Syamsul Azhari mengatakan, kegiatan 'Khitan Ceria Anak Sholeh' ini merupakan kegiatan rutin yang digelar tiap tahun. Kali ini, ada 225 anak yang mengikuti kegiatan ini.
Digelarnya khitan massal ini disebut sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat. Kegiatan ini sendiri tidak dipungut biaya.
"Ini adalah wujud pelayanan kesehatan kepada jamaah muslim dan warga masyarakat di Kota Yogya Yogyakarta, serta membantu masyarakat yang kurang mampu," kata Syamsul.
Menurut Syamsul, khitan massal ini sudah ke-14 kalinya digelar di Kota Yogyakarta. Selama kegiatan berlangsung, protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 diterapkan dengan ketat.
"Kegiatan ini murni menjadi bentuk pelayanan pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan umat beragama Islam, sekaligus perhatian dan pembinaan terhadap anak-anak di Kota Yogya," tambahnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pun menyambut baik digelarnya khitan massal ini. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi menilai, kegiatan ini dapat memberikan harapan besar bagi terbentuknya pribadi anak yang mengedepankan kesempurnaan akhlak.
Sumadi menekankan bahwa khitan menjadi suatu isyarat bagi anak-anak memasuki masa akil baligh. Selain itu, khitan juga merupakan kewajiban bagi laki-laki Muslim.
"Dari masa inilah mereka akan mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun mental. Sebagai generasi penerus, mereka perlu mendapatkan bimbingan agar dapat berperilaku positif dan menghindari tindakan yang kurang terpuji," kata Sumadi.
Dalam kegiatan khitan massal ini, Sumadi juga berpesan kepada orang tua agar melakukan pengawasan dan pembinaan kepada anaknya.
"Anak-anak tetap harus lebih banyak dibina oleh orang tua sehingga bisa terkontrol, terarah dan menjadi manusia yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.