Senin 27 Jun 2022 08:22 WIB

Pemimpin G7 Kumpulkan Dana Lawan Belt and Road Milik China

Dana 600 miliar dolar AS dikumpulkan untuk membiayai infrastruktur negara berkembang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden berjalan ke Kantor Oval Gedung Putih setelah turun dari Marine One, 13 Juni 2022, di Washington. Presiden Joe Biden akan melakukan perjalanan pertamanya ke Timur Tengah bulan depan dengan kunjungan ke Israel, Tepi Barat dan Arab Saudi.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Presiden Joe Biden berjalan ke Kantor Oval Gedung Putih setelah turun dari Marine One, 13 Juni 2022, di Washington. Presiden Joe Biden akan melakukan perjalanan pertamanya ke Timur Tengah bulan depan dengan kunjungan ke Israel, Tepi Barat dan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, SCHLOSS ELMAU -- Para pemimpin G-7 berjanji untuk mengumpulkan 600 miliar dolar AS dana swasta dan publik selama lima tahun untuk membiayai infrastruktur yang dibutuhkan di negara-negara berkembang. Upaya ini sebagai perlawan terhadap  proyek Belt and Road milik China bernilai triliunan dolar.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya meluncurkan kembali "Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global" yang baru berganti nama. Pembaruan ini terjadi pada pertemuan tahunan mereka yang diadakan tahun ini di Schloss Elmau di Jerman selatan.

Baca Juga

Biden mengatakan, AS akan memobilisasi 200 miliar dolar AS dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun. Dana tersebut untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang membantu mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.

"Saya ingin memperjelas. Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan keuntungan bagi semua orang," kata Biden.

Menurut Biden, investasi itu akan memungkinkan negara-negara untuk melihat manfaat nyata dari bermitra dengan negara demokrasi. Sedangkan nantinya akan ada ratusan miliar dolar tambahan berasal dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara, dan lainnya.

Biden menyoroti beberapa proyek unggulan, termasuk proyek pengembangan tenaga surya senilai dua miliar dolar AS di Angola. Dana tersebut mendapatkan dukungan dari Departemen Perdagangan, Bank Ekspor-Impor AS, perusahaan AS AfricaGlobal Schaffer, dan pengembang proyek AS Sun Africa.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement