REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan rakyat Ukraina menyambut hangat pencalonan negara itu sebagai anggota Uni Eropa. Seperti diketahui, Ukraina telah menjadi kandidat anggota Uni Eropa.
"Ini bukan pendapat saya. Ini pendapat Ukraina. Bisa saya katakan bahwa setidaknya sebagian besar rakyat Ukraina, kami menyambut hangat keputusan Uni Eropa," kata Hamianin kepada, akhir pekan kemarin.
Dia mengatakan keputusan itu akan membuka lembaran baru dalam sejarah Ukraina dan juga sejarah Eropa yang bersatu. Hamianin mengatakan bahwa Ukraina sejatinya adalah milik Eropa dalam tradisi, sejarah, budaya dan bahasa.
"Ukraina telah menjadi bagian Eropa untuk waktu yang lama, bahkan seperti ketika kami dijajah oleh Kekaisaran Rusia. Saat itu, mereka (Eropa) mencoba menghapus perbudakan," katanya.
Meski demikian, ada banyak hal yang harus dilakukan, termasuk upaya reformasi untuk menjadi bagian dari Uni Eropa, katanya. Dari sekian banyak upaya untuk menjadi bagian dari Uni Eropa, Hamianin mengatakan Ukraina sudah mencapai 70 persen dari tuntutan dan persyaratan yang diajukan.
"Jadi sekarang tinggal sekitar 30 persen lagi yang masih perlu dilakukan," katanya.
Bagi Eropa, kata dia, keputusan itu merupakan tonggak baru dalam sejarah Uni Eropa. "Karena semakin Eropa bersatu, maka mereka akan semakin kuat. Semakin mampu melawan ancaman-ancaman. Semakin mampu kami menghadapi tantangan dan semakin mampu menyelesaikan masalah-masalah global yang besar," kata dia.
Ukraina, kata Hamianin, akan memberikan banyak manfaat bagi Eropa. Ukraina, misalnya, memiliki tentara yang ia sebut paling andal di Eropa atau bahkan mungkin di dunia.
"Jadi Ukraina akan menjadi benteng bagi Eropa. Antara Eropa yang damai, Eropa yang demokratis dan Rusia kolonial yang agresif," katanya.
Ukraina juga memiliki banyak sumber daya alam dan juga manusia. Sekitar 60 persen dari penduduk Ukraina adalah sarjana, kata dia, dan itu akan memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Uni Eropa. Hal lain yang paling membedakan Ukraina dengan Rusia adalah bahwa Ukraina tidak pernah memiliki raja atau kaisar, kata Hamianin.
"Jadi ini perbedaan besarnya. Kami memiliki (sistem) demokrasi. Demokrasi, kebebasan, kemerdekaan. Jadi, ini akan memberikan dorongan besar bagi Eropa untuk melindungi prinsip-prinsipnya, prinsip kemanusiaan, prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi," katanya, menambahkan.