REPUBLIKA.CO.ID, SCHLOSS ELMAU -- Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada sekutu pada Ahad (26/6/2022), mereka harus tetap bersatu melawan Rusia. Hal itu ia sampaikan ketika para pemimpin G7 berkumpul untuk pertemuan puncak yang didominasi oleh perang di Ukraina dan dampaknya terhadap pasokan makanan dan energi serta ekonomi global.
Pada awal pertemuan di Pegunungan Alpen Bavaria, empat dari negara-negara kaya Kelompok Tujuh bergerak untuk melarang impor emas Rusia guna memperketat sanksi yang menekan Moskow dan memotong sarananya untuk membiayai invasi ke Ukraina. Tetapi tidak jelas apakah ada konsensus G7 mengenai rencana tersebut, dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan masalah itu perlu ditangani dengan hati-hati dan didiskusikan lebih lanjut.
Inggris, Amerika Serikat, Jepang dan Kanada menyetujui larangan impor emas baru Rusia, kata pemerintah Inggris, Ahad. Inggris mengatakan larangan itu ditujukan untuk orang kaya Rusia yang telah membeli safe-haven emas untuk mengurangi dampak finansial dari sanksi Barat. Ekspor emas Rusia senilai 15,5 miliar dolar AS tahun lalu.
Para pemimpin G7 di Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Italia, dan Kanada, juga melakukan pembicaraan "sangat konstruktif" tentang kemungkinan pembatasan harga minyak Rusia, kata sumber pemerintah Jerman. Seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan Paris akan mendorong pembatasan harga minyak dan gas dan terbuka untuk membahas proposal AS.
Para pemimpin G7 memang menyetujui janji untuk mengumpulkan 600 miliar dolar AS dana swasta dan publik untuk negara-negara berkembang buat melawan pengaruh China yang semakin besar dan melunakkan dampak melonjaknya harga pangan dan energi.