Senin 27 Jun 2022 16:16 WIB

Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Waspadai Gejala yang Terasa Saat ke Toilet

Covid-19 dapat memunculkan beragam gejala, salah satunya terasa di perut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Kini, kebanyakan gejala Covid-19 yang muncul mirip seperti pilek atau flu. serta masalah pencernaan.
Foto:

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan laju penularan Covid-19 di Indonesia kini mencapai 2.000 lebih kasus per hari. Akan tetapi, Indonesia masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

"Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini, tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60 ribuan kasus per hari," kata Budi usai menerima bantuan mesin refrigerator vaksin dari Pemerintah Jepang di JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (26/6/2022).

Budi mengatakan WHO memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator 20 kasus per pekan per 100 ribu penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar 7.800 per hari.

"Kalau masih di bawah itu (standar WHO), artinya masih di level 1 PPKM. Di Indonesia saat ini, 2.000-an kasus," katanya.

photo
Penyebaran omicron BA.4 dan BA.5. - (Republika)

Budi mengatakan puncak gelombang subvarian omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi terjadi pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022. Hal itu didasari atas pengamatan yang terjadi di Afrika Selatan.

"Kalau polanya sama dengan di Afrika Selatan, perkiraan puncak (di Indonesia) bisa kena di pekan kedua dan ketiga Juli 2022," katanya.

Budi mengatakan Afrika Selatan merupakan negara asal dari kemunculan subvarian omicron BA.4 dan BA.5. Saat ini, Afrika Selatan sedang mengalami pola peningkatan kasus tersebut.

Kenaikan kasus di Afrika Selatan dalam sebulan terakhir, menurut Budi, hanya sepertiga dari kenaikan kasus di puncak omicron BA.1. Hospitalisasi atau pasien yang dirawat di rumah sakit hanya sepertiga dari puncak omicron.

"Angka kasus kematiannya sekitar 10 persen dari puncaknya omicron," ujarnya.

Jika Indonesia meniru pola yang terjadi di Afrika Selatan, menurut Budi, diperkirakan puncak kasus di Tanah Air mencapai 30 persen dari puncak omicron atau setara 17 ribu hingga 18 ribu pasien. Setelah itu, kasus akan turun kembali.

"Namun, dengan jumlah pasien yang masuk rumah sakit dan kematian jauh lebih rendah dari gelombang sebelumnya," katanya.

Budi memastikan reproduction rate nasional masih terkendali sebab berada di bawah satu persen. Positivity rate nasional masih terkendali di 3,61 persen atau di bawah standar WHO berkisar lima persen. Namun, masih ada beberapa propinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta dan Banten sudah di atas lima persen, sehingga Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada tanpa perlu panik menghadapi situasi pandemi saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement