Senin 27 Jun 2022 22:35 WIB

Iran Klaim Arab Saudi Siap untuk Lanjutkan Pembicaraan Bilateral

Iran mengatakan, Arab Saudi siap untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan bilateral

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi melakukan perjalanan ke Teheran untuk menjadi penengah antara Saudi dan Iran. Kini, Iran mengatakan, Arab Saudi siap untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan bilateral secara langsung.
Foto: AP/Khalid Mohammed
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi melakukan perjalanan ke Teheran untuk menjadi penengah antara Saudi dan Iran. Kini, Iran mengatakan, Arab Saudi siap untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan bilateral secara langsung.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, Arab Saudi siap untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan bilateral secara langsung. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan Riyadh siap untuk melanjutkan negosiasi di Baghdad pada tingkat diplomatik.

Pernyataan Khatibzadeh dilontarkan satu hari setelah Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi melakukan perjalanan ke Teheran untuk menjadi penengah antara Saudi dan Iran. Pembicaraan langsung yang diselenggarakan oleh Baghdad bersama dengan Iran dan Arab Saudi dimulai pada April 2021. Khatibzadeh mengatakan, sejauh ini Teheran dan Riyadh kedua baru mencapai kesepakatan akhir tentang akomodasi jemaah haji bagi warga Iran tahun ini.

“Masih ada kasus ketidaksepakatan antara Iran dan Arab Saudi, tetapi ini perlu diselesaikan antara kedua negara, sesuatu yang akan membantu seluruh dunia Islam,” kata Khatibzadeh, dilansir Aljazirah, Senin (27/6/2022).

Sebelumnya al-Kadhimi diterima oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di Teheran pada Ahad (26/6/2022), setelah perjalanan dari Jeddah dan bertemu Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Raisi tidak menyebut Arab Saudi selama konferensi pers dengan al-Kadhimi, tetapi merujuk pada masalah di Yaman dan Israel. Sementara Amirabdollahian mengatakan, Iran mendukung pembukaan kembali kedutaan besar di ibu kota kedua negara.

Pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran memerangi koalisi pimpinan Saudi di Yaman. Sementara Iran menuduh Arab Saudi mengejar hubungan dekat dengan Israel.

Hubungan diplomatik Teheran dan Riyadh terputus pada 2016 setelah pengunjuk rasa menyerbu misi diplomatik Saudi di Iran. Penyerbuan ini sebagai reaksi atas eksekusi seorang pemimpin agama Syiah terkenal oleh Arab Saudi.

Iran mendukung pemberontak Houthi dalam perang saudara di Yaman, yang telah berperang dengan koalisi pimpinan Saudi selama lebih dari tujuh tahun. Iran telah menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata yang dinegosiasikan oleh PBB.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement