Selasa 28 Jun 2022 03:54 WIB

BI Sumbar Adakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 Pakai Kapal Perang

Ekspedisi ini akan dilakukan selama 27 Juni hingga 2 Juli 2022.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah personel Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut II (Lantamal II) Padang melepas keberangkatan tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 di Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat, Senin (27/6/2022). Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat bekerja sama dengan Lantamal II Padang menyalurkan uang layak edar senilai Rp5,9 Miliar dengan menggunakan KRI Cakalang 852 untuk ditukar dengan uang rusak dari masyarakat di pulau terdepan, terluar, terpencil (3T).
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Sejumlah personel Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut II (Lantamal II) Padang melepas keberangkatan tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 di Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat, Senin (27/6/2022). Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat bekerja sama dengan Lantamal II Padang menyalurkan uang layak edar senilai Rp5,9 Miliar dengan menggunakan KRI Cakalang 852 untuk ditukar dengan uang rusak dari masyarakat di pulau terdepan, terluar, terpencil (3T).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bank Indonesia (BI) bersama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali mengadakan kegiatan kas keliling 'Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022'. Ekspedisi ini menggunakan armada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedarkan uang sebesar Rp 5,9 miliar di lima pulau terdepan, terluar, dan terpencil (3T) di wilayah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

Ekspedisi ini akan dilakukan selama 27 Juni hingga 2 Juli 2022. "Salah satu tugas BI adalah menjaga keutuhan uang tersebut sehingga layak diedarkan. Apalagi di pulau terpencil masih banyak kita temui masyarakat masih memakai uang yang lusuh," kata Kepala BI Sumbar, Wahyu Purnama, Senin (27/6/2022).

Baca Juga

Ekspedisi rupiah berdaulat 2022 ini menggunakan KRI Cakalang 852 dan menyertakan 15 personil pejuang rupiah dan 30 personel TNI AL. Mereka akan hadir di lima Pulau 3T di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Masing-masing pulau tersebut adalah Pulau Pagai Selatan, Pulau Pagai Utara, Pulau Sipora, Pulau Siberut (Mailepet), dan Pulau Siberut Selatan (Muara Sikabaluan).

Wahyu menyebut berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meminimalisir masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan yang memakai mata uang asing. Ia mengatakan akan menindak tegas hal tersebut dan akan dikenai sanksi.

Wahyu juga mengakui dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas merupakan tantangan yang dihadapi oleh BI dalam mengedarkan uang rupiah. "Masih banyak ditemukan uang tidak layak edar di daerah terpencil rata-rata uang tersebut sudah lusuh karena sering dilipat, dibasahi, dan distaples," ujar Wahyu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement