Senin 27 Jun 2022 21:25 WIB

BPOM Dukung Penerbitan EUL untuk Ekspor Vaksin Merah Putih

Vaksin merah putih ber-platform incativated virus.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito (ketiga kiri) didampingi Dirut PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman (kanan), Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi dan Informasi (IDI) Universitas Airlangga Muhammad Miftahussurur (ketiga kanan), Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Fedik Abdul Rantam (tengah) serta Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Agusdini Banun Saptaningsih (keedua kanan) menghadiri Kick Off Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih di Aula Fakultas Kedokteran Unair di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/6/2022). Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih yang melibatkan 4.005 relawan dan berlangsung selama enam bulan tersebut diharapkan dapat menjadi vaksin booster dan vaksin COVID-19 untuk anak sebagai upaya dalam membangun kemandirian bangsa khususnya di bidang farmasi.
Foto: ANTARA/Moch Asim
Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito (ketiga kiri) didampingi Dirut PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman (kanan), Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi dan Informasi (IDI) Universitas Airlangga Muhammad Miftahussurur (ketiga kanan), Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Fedik Abdul Rantam (tengah) serta Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Agusdini Banun Saptaningsih (keedua kanan) menghadiri Kick Off Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih di Aula Fakultas Kedokteran Unair di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/6/2022). Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih yang melibatkan 4.005 relawan dan berlangsung selama enam bulan tersebut diharapkan dapat menjadi vaksin booster dan vaksin COVID-19 untuk anak sebagai upaya dalam membangun kemandirian bangsa khususnya di bidang farmasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mendukung diterbitkannya Emergency Use Listing (EUL) Vaksin Merah Putih COVID-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kebutuhan ekspor. Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengatakan EUL Vaksin Merah Putih akan didaftarkan di WHO.

"Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia, tapi juga untuk kebutuhan ekspor," kata Penny K Lukito dalam acara Kick Off Uji Klinik Fase 3 Vaksin Merah Putih secara virtual yang diikuti dari YouTube UNAIR di Jakarta, Senin (27/6/2022).

Baca Juga

Penny mengatakan vaksin ber-platform incativated virus atau virus yang dilumpuhkan itu akan diusulkan kepada Presiden RI Joko Widodo untuk diganti nama. Tujuannya, agar produk farmasi dalam negeri lebih dikenal di pasar global.

"Dengan data dan nama yang baik, kita minta ke Presiden agar bisa diingat dengan baik saat diekspor ke negara lain," katanya.

Penny menyampaikan rasa bangga terhadap perkembangan Vaksin Merah Putih karya peneliti Universitas Airlangga (UNAIR) dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia itu. Sejak penelitiannya dimulai pada 12 Mei 2020, Vaksin Merah Putih telah melalui tahap 1 dan 2 uji klinis, dan berlanjut pada tahap akhir penelitian mulai hari ini hingga dua bulan ke depan untuk memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) BPOM RI.

Tahap uji akhir tersebut melibatkan 4.005 subjek untuk memastikan efikasi dan memonitor keamanan vaksin sebelum nantinya akan digunakan secara massal.

Pada acara yang sama, Ketua Tim Peneliti Vaksin Merah Putih UNAIR Prof Fedik Abdul Rantam mengatakan pengembangan Vaksin Merah Putih didasari program Pemerintah RI dalam memperkuat sistem ketahanan kesehatan dalam negeri. Kegiatan itu melibatkan sejumlah kalangan akademisi seperti UI, ITB, UGM, LIPI, UNPAD dan UNAIR serta otoritas terkait pada instansi Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi.

"Setiap institusi punya platform sendiri, seperti rekombinan adenovirus dari ITB, sub-unit rekombinan dari Eijkman, subunit rekombinan dari UGM dan UNAIR mempunyai tiga platform, yang leading untuk diandalkan adalah platform inactivated virus," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement