REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Defence for Children International (DCI) mengungkapkan, mayoritas anak-anak yang menjadi korban kekerasan pasukan Israel berasal dari kota Jenin di Tepi Barat utara. Menurut laporan DCI, tentara Israel telah membunuh lima anak, dan melukai enam lainnya.
Pasukan Israel juga telah menghancurkan enam rumah. Tindakan ini merupakan kebijakan hukuman kolektif yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jenin.
"Lima belas anak Palestina telah dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel sejak awal tahun, termasuk lima dari Jenin," kata pengawas hak asasi manusia, dilansir Middle East Monitor, Selasa (28/6/2022).
Lima anak yang tewas di Jenin diidentifikasi sebagai Muhammad Akram Ali Abu Salah (16 tahun), Sanad Muhammad Khalil Abu Attia (16 tahun), Muhammad Hussein Muhammad Qassem (16 tahun), Shawkat Kamal Shawkat Abed (17 tahun), dan Amjad Walid Hussein Fayed (16 tahun). DCI menambahkan bahwa, pada 13 Februari seorang penembak jitu Israel menembak mata Muhammad Abu Salah (16 tahun) seorang penduduk desa Al-Yamoun di Jenin. Tembakan tersebut menewaskan Abu Salah.
"Pasukan Israel menembak dan membunuh Sanad Mohammad Khalil Abu Atiya pada 31 Maret di Jenin saat dia mendekati seorang pria yang terluka dalam upaya memberikan bantuan," kata laporan DCI.
Laporan itu menambahkan bahwa, Muhammad Qassem, seorang warga Jenin, ditembak mati April lalu dengan tembakan di perut. Sementara Shawkat Abed juga tewas dengan tembakan di perut oleh seorang tentara Israel dari jarak sekitar 25 meter.