Selasa 28 Jun 2022 11:29 WIB

Presiden Armenia Tuduh Azerbaijan Gagal Akhiri Konflik di Nagorno

Pashinyan mengatakan Azerbaijan mempolitisasi upaya perdamaian.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Presiden Armenia Nikol Pashinyan kembali saling tuduh dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam konflik di Karabakh.
Foto: AP/Vyacheslav Prokofyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Armenia Nikol Pashinyan kembali saling tuduh dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam konflik di Karabakh.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Presiden Armenia Nikol Pashinyan kembali saling tuduh dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam konflik di Karabakh. Pashinyan mengatakan tetangganya gagal mengambil tindakan untuk mengakhiri konflik 30 tahun di Nagorno-Karabakh.

Wilayah pegunungan di dalam Azerbaijan yang dikuasai etnis Armenia sejak 1990-an memicu perang enam pekan pada tahun 2020. Pasukan Azerbaijan merebut banyak wilayah di perbatasan itu. Kedua belah pihak sepakat mengupayakan rencana perdamaian setelah gencatan senjata yang ditengahi Rusia.

Baca Juga

Diikutip dari media Rusia dan Armenia, Pashinyan mengatakan Azerbaijan mempolitisasi upaya perdamaian. Termasuk isu membangun rel kereta antara Armenia dan Azerbaijan dan bagian barat Nakhichivan.

Beberapa pekan terakhir masyarakat Armenia menggelar unjuk rasa besar karena Pashinyan dianggap terlalu banyak membuat konsensi di Karabakh. Presiden itu juga mengatakan lebih dari 50 prajurit didakwa pasal pengkhianatan.

Selama 18 bulan terakhir Pashinyan dan Ilham Aliyev sudah menggelar banyak pertemuan. Tapi progres perjanjian damai berjalan lambat.

"Azerbaijan menolak untuk berunding, dipublik menuduh Armenia menolak untuk berunding," kata Pashinyan dalam konferensi pers daring seperti dikutip kantor berita Armenpress, Selasa (28/6/2022).

"Asesmen saya hanya satu: ini sudah sah untuk melegitimasi perang baru melawan Armenia," tambahnya.

Kantor berita TASS melaporkan Pashinyan mengatakan saat ini banyak urusan yang terjadi di pintu tertutup. "Dan masyarakat tidak mengetahuinya, lebih dari 50 prajurit dituduh melakukan spionase dan pengkhianatan," katanya.

Laporan TASS tidak memberikan detail lebih lanjut. Pekan lalu Aliyev menuduh Armenia tidak bertindak dalam perjanjian. Media Azerbaijan melaporkan usai bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Aliyev mengatakan Armenia gagal mematuhi "kewajiban hukum" untuk memberikan akses pada pembangunan jalur kereta.

Pashinyan mengatakan Aliyev menghalangi progres dalam masalah ini. Dengan menghubungkannya pada pemulangan tahanan perang Armenia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement