Selasa 28 Jun 2022 12:11 WIB

Tulus Jadi Penampilan Pamungkas di Festival Musik Swaraya

Tulus tampil dengan daya tariknya sebagai solois di Festival Musik Swaraya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Penampilan solois Tulus menutup rangkaian festival musik Swaraya, Ahad (26/6) petang.
Foto: dok. swaraya
Penampilan solois Tulus menutup rangkaian festival musik Swaraya, Ahad (26/6) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lagu-lagu indah dengan lirik menyentuh hati jadi kekuatan dan daya tarik solois Tulus. Euforia penonton kian memuncak saat Tulus menghadirkan penampilan pamungkas di festival musik Swaraya di Kebun Raya Bogor, Ahad petang.

Penampilan Tulus tampak elegan dalam balutan jas hitam dan inner berwarna biru. Begitu naik panggung, Tulus langsung menyanyikan tembang "Labirin". "Selamat malam teman-teman, apa kabar? Aduh senengnya, seneng enggak teman-teman?" kata Tulus. Tentunya, para penonton segera menyahut mengiyakan. 

Baca Juga

Selepas lagu "Ruang Sendiri", Tulus tidak langsung melanjutkan ke tembang-tembang selanjutnya. Pasalnya, banyak penonton berlarian ke depan panggung untuk memberikan buket bunga dan hadiah kepada Tulus. Musisi 34 tahun itu menerimanya dengan senang hati.

Setiap kali seorang penggemar maju memberikan tanda mata, Tulus beranjak ke tepi panggung dan menanyakan nama, lantas mengucap terima kasih dengan penuh ketulusan. Alhasil, dia melantunkan lagu berikutnya, "Kelana", sambil membawa semua bunga itu.

Tulus menyampaikan dia akan melantunkan lagu dari berbagai album. "Saya akan bawakan banyak lagu malam ini. Tidak hanya album terdahulu, tapi juga album Manusia. Mudah-mudahan bisa menyentuh di hati teman-teman," ucap Tulus.

Pemilik nama lengkap Muhammad Tulus Rusydi itu merilis album Manusia Maret 2022. Pada peluncuran album silam, Tulus menyampaikan kompilasi karya itu bercerita tentang manusia dan berbagai perasaannya yang dinamis dan dikemas dengan indah.

Beberapa lagu dari album Manusia yang dibawakan malam itu termasuk "Diri", "Hati-Hati di Jalan", dan "Tujuh Belas". Tulus juga mendendangkan tembang "Monokrom", "Sepatu", "Jangan Cintai Aku Apa Adanya", dan "Sewindu" yang semuanya sukses menghidupkan suasana.

Semua musisi yang manggung di hari ketiga mendapat bingkisan bunga anggrek dari Kebun Raya Bogor usai penampilan. Penyerahan bunga anggrek itu menjadi simbol upaya konservasi, misi yang diusung oleh festival musik Swaraya. Setelah Kebun Raya Bogor, rencananya, Swaraya akan digelar di kebun raya lain di Indonesia seperti Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Bali, dan Kebun Raya Purwodadi.

Sensasi menyimak festival musik di kebun raya bisa menjadi pengalaman baru, lantaran suasana menikmati aksi para musisi di tengah alam terbuka yang dikelilingi rindang pepohonan. Namun, penonton perlu melakukan langkah antisipasi ekstra, termasuk pelindung diri dari hujan, tikar untuk alas duduk, dan mengenakan alas kaki khusus yang nyaman karena area konser cukup berlumpur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement