Selasa 28 Jun 2022 14:17 WIB

Suhu Tokyo Bulan Juni Pecahkan Rekor Selama 150 Tahun

Suhu tertinggi 36 derajat celcius diperkirakan terjadi di Tokyo pada Selasa (28/6).

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Suhu panas. Ilustrasi
Foto: pixabay
Suhu panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang terpanggang di bawah suhu terik untuk hari keempat berturut-turut pada Selasa (28/6/2022). Panas ibu kota memecahkan rekor hampir 150 tahun untuk Juni. 

Suhu tertinggi 36 derajat celcius diperkirakan terjadi di Tokyo pada Selasa, setelah tiga hari berturut-turut suhu mencapai 35 derajat celcius. Kondisi tersebut menjadi rentetan cuaca panas terburuk pada Juni sejak pencatatan dimulai pada 1875.

Baca Juga

Kasus rawat inap akibat sengatan panas meningkat di pagi hari. Menurut laporan Fuji News Network, pada pukul 9:00 waktu setempat, sebanyak 13 orang telah dibawa ke rumah sakit dengan dugaan sengatan panas.

Kondisi itu akibat banyak orang di Tokyo melanggar saran pemerintah dengan terus memakai masker wajah di luar ruangan. Setidaknya dua orang diyakini telah meninggal karena sengatan panas dan mendorong pihak berwenang untuk merevisi seruan untuk penghematan listrik.

"Tampaknya ada beberapa orang tua yang mematikan AC mereka karena kami meminta orang untuk menghemat energi, tapi tolong, ini panas, jangan ragu untuk mendinginkannya," kata Menteri Perdagangan dan Industri Koichi Hagiuda.

Untuk hari kedua, pihak berwenang meminta konsumen di wilayah Tokyo menghemat listrik guna menghindari pemadaman listrik yang mengancam. Gelombang panas datang kurang dari dua minggu sebelum pemilihan nasional dengan lonjakan harga, termasuk listrik.

Pemerintah memperingatkan sehari sebelumnya, bahwa kapasitas pembangkit cadangan bisa turun di bawah lima persen pada Selasa sore, mendekati minimum tiga persen yang menjamin pasokan yang stabil di Tokyo dan delapan prefektur sekitarnya. Cadangan kapasitas di bawah 3 persen berisiko kekurangan listrik dan pemadaman.

Kantor-kantor pemerintah pada Senin (27/6/2022), termasuk Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI), mematikan beberapa lampu di sore dan malam hari. METI menghentikan penggunaan 25 persen lift di gedungnya.

Sekitar 21 persen responden survei Yahoo Jepang mengatakan, menggunakan AC membantu mereka mengatasi panas, dengan tetap terhidrasi di slot teratas sebesar 53 persen.

Partai berkuasa Perdana Menteri Fumio Kishida diperkirakan akan berhasil dalam pemilihan 10 Juli untuk majelis tinggi parlemen. Hanya saja, partai tersebut menghadapi tantangan dari kenaikan harga, diperburuk oleh penurunan nilai yen yang membuat impor lebih mahal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement