Selasa 28 Jun 2022 14:25 WIB

IDAI: Campak, Rubella, dan Difteri Masih Jadi Ancaman

Campak, rubella, dan difteri masih mengancam di tengah pandemi Covid-19.

Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin campak rubella kepada siswa SD kelas 1 saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 2 Sesetan, Bali, Rabu (15/9/2021). Di tengah pandemi Covid-1, campak, rubella, dan difteri masih mengancam.
Foto:

Sementara itu, untuk kasus difteri, Prof Soedjatmiko mengatakan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada Februari 2022, ada 23 kabupaten dan kota di 10 provinsi yang terdampak penyakit tersebut. Menurutnya, difteri jika menyerang tenggorokan maka akan menyumbat saluran napas.

Selain itu, kuman difteri juga dapat mengeluarkan racun yang akan merusak otot jantung. Penyebab meninggalnya ada dua kemungkinan, karena sumbatan jalan nafas atau otot jantungnya rusak.

"Penyakit ini mengenai sampai umur remaja, 15 tahun, bahkan dewasa juga bisa kena," kata Prof Soedjatmiko.

Prof Soedjatmiko mengatakan, dampak fatal dari penyakit-penyakit tersebut dapat dialami jika seseorang tidak pernah melakukan imunisasi atau tidak melengkapi imunisasi. Hanya saja, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, cakupan imunisasi campak, rubella, dan difteri menurun drastis.

Oleh karena itu, Prof Soedjatmiko mengajak para orang tua untuk melengkapi imunisasi anak agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan termasuk kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit-penyakit tersebut.

"Bayangkan kalau misalnya nanti sekolah tatap muka, sebagian besar tidak terlindungi oleh imunisasi, maka akan terjadi KLB yang hebat sesudah Covid-19," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement