Selasa 28 Jun 2022 15:15 WIB

Perjuangan Santi Berharap Pemerintah Segera Melegalisasi Ganja Medis

Wapres meminta MUI membuat kajian fatwa ganja medis.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menerima kedatangan Santi Warastuti di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/6). Santi Warastuti merupakan seorang ibu yang videonya viral lantaran menuntut legalisasi ganja medis untuk anaknya yang menderita celebral palsy di car free day, Jakarta, Ahad (26/6) lalu.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menerima kedatangan Santi Warastuti di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/6). Santi Warastuti merupakan seorang ibu yang videonya viral lantaran menuntut legalisasi ganja medis untuk anaknya yang menderita celebral palsy di car free day, Jakarta, Ahad (26/6) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Fauziah Mursid, Dwina Agustin

Sosok Santi Warastuti menjadi viral berkat perjuangannya meminta legalisasi ganja medis. Santi berjuang untuknya Fika. Hati Santi selalu tak sanggup tiap kali melihat Fika mengalami kejang akibat celebral palsy yang dideritanya.

Baca Juga

"Setiap anak CP (celebral palsy) itu hampir semua disertai kejang. Setiap kejang terjadi pasti anak akan mengalami kemunduran dan itu sangat menyakitkan bagi kami karena untuk maju sedikit saja itu susah apalagi disertai kejang," kata Santi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Perjuangan Santi meminta legalisasi ganja medis membawanya ke Gedung DPR meminta perhatian para anggota wakil rakyat.

Celebral palsy diketahui merupakan kelainan di otak yang ikut mengganggu perkembangan motorik seseorang. Santi mengatakan, kejang yang dialami Fika memang tidak setiap hari namun rata rata ia mengalami dua kali dalam seminggu.

Dirinya berharap DPR segera menindaklanjuti tuntutannya. Dalam mengupayakan keselamatan anaknya, Santi mengaku saat ini berpacu dengan waktu.

"Semakin dibiarkan semakin mundur kan. Bukannya saya belum berusaha untuk medis ya, saya sudah tujuh tahun meminumkan obat kejang buat anak saya. Itu bukan waktu yang singkat," jelasnya.

Dia tidak terpikirkan untuk membawa putrinya berobat ke negara yang sudah melegalkan ganja medis. Santi mengaku tak punya memiliki cukup biaya untuk mengobati Fika ke luar negeri.

"Kedua juga bukan hal mudah membawa Fika keluar. Jadi harus banyak yang dipikirkan untuk membawa anak berkebutuhan khusus keluar. Kenapa nggak kita buat itu bisa accessible buat semua orang. Jadi ibu-ibu dari seluruh Indonesia pun bisa gampang mendapatkannya. Bukan hanya buat anak saya, nggak usah jauh jauh ke luar negeri," ungkapnya.

"Saya memohon kepada pemerintah untuk dibuatkan regulasi supaya nanti pemakainya pun terawasi," pintanya.

Santi usai bertemu anggota DPR berharap segera mendengar kabar baik dari Senayan terkait tuntutannya tersebut. "Saya sangat bersyukur sekali alhamdulilah apa yang saya aspirasikan mendapat tanggapan yang bagus dari bapak. Minta doanya dari semua semoga bisa berjalan dengan lancar dan bisa menolong anak saya dan anak-anak yang lain terutama," ucapnya.

Aksi Santi menjadi dikenal akibat sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu membawa poster bertuliskan 'Tolong Anakku Butuh Ganja Medis' viral di media sosial. Aksi tersebut dilakukan di sekitaran Bundaran HI di tengah car free day, Jakarta, Ahad (26/6/2022).

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, memahami adanya tuntutan yang besar dari masyarakat terkait legalisasi ganja medis. Karena itu menurutnya perlu dilakukan kajian secara komprehesif dan koordinasi dengan  pihak terkait seperti BNN, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Karena kemudian kalau salah mengambil jenis ganja misalnya nanti malah bukan bagus untuk pengobatan tetapi nanti malah merugikan. Oleh karena itu, kita perlu kajian yang komprerensif dan juga perlu keterlibatan semua pihak untuk kemudian nantinya memutuskan apakah ganja medis ini bisa dilakukan di Indonesia atau tidak," tuturnya.

Dasco meminta kepada komisi terkait untuk koordinasi kepada pemerintah untuk kemudian memperhatikan aspirasi dari masyarakat. Politikus Partai Gerindra itu juga mendorong agar Komisi III segera menggelar rapat dengar pendapat secepatnya.

"Setelah mendengarkan apa-apa yang tadi disampaikan, maka kami akan mengambil langkah-langkah untuk mendorong rapat dengar pendapat dengan komisi III yang kebetulan sedang membahas revisi UU Narkotika," ucapnya.

DPR akan memasuki reses awal Juli mendatang. Untuk itu RDP akan digelar secapatnya.

"Minggu ini kalau tidak sebelum reses kita sudah minta dilaksanakan rapat dengar pendapat," ujarnya.

Dasco namun tidak bisa memastikan apakah nantinya juga akan dibentuk pansus untuk membahas hal tersebut. "Saya pikir kalau itu kan nanti ada peraturan pemerintah dan atau peraturan kementerian yg bisa dikoordinasikan sektor komisi. Namun kan undang-undangnya sendiri sudah dibahas di komisi III," jelasnya.

photo
Ganja medis bisa membantu pasien kanker yang menderita mual akibat kemoterapi. - (ABC Rural/Marty McCarthy)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement