Selasa 28 Jun 2022 15:42 WIB

350 Warga Mengungsi Akibar Banjir di Morowali, Sulawesi Tengah

Peristiwa banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Banjir.
Foto: republika
Ilustrasi Banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir melanda wilayah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah Senin (27/6/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali melaporkan, peristiwa banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi hingga membuat pemukiman warga tergenang.

"Banjir dengan tinggi muka air 10 hingga 30 sentimeter terjadi di Desa Fatufia dan Desa Bahomakmur di Kecamatan Bahodopi. Sedikitnya 500 kepala keluarga (KK) terdampak dan memaksa 350 jiwa mengungsi," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, para warga mengungsi ke rumah kerabat maupun saudara yang tidak terdampak. Lebih lanjut, pihaknya mengeklaim upaya penanganan darurat dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan berbagai lintas instansi terkait. Pendataan dan monitoring juga dilakukan petugas untuk mendapatkan informasi terkini dari lapangan. 

Kini, dia menambahkan, kondisi terkini dilaporkan banjir sudah surut sekitar pukul 23.00 WITA. Para warga yang semula mengungsi, kini sudah kembali ke rumah untuk membersihkan material yang terbawa saat terjadi banjir.

Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan dini untuk wilayah Sulawesi Tengah esok hari (29/6/2022) yakni potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir/kilat dan angin kencang pada malam dan dinihari di wilayah Kota Palu, Sigi, Donggala, Parimo, Poso, Touna, Tolitoli, Buol, Morowali, Morowali Utara, Banggai, Banggai Laut dan Banggai Kepulauan.

"Merujuk informasi tersebut, BNPB menghimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan," katanya. 

Ia menambahkan, penguatan desiminasi informasi melalui whatsapp group dan jaringan radio lokal juga dapat dilakukan ketika hujan terjadi lebih dari satu jam. Pemerintah daerah dapat memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat agar dapat mempersiapkan upaya evakuasi mandiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement