Ketersediaan Hewan Kurban Idul Adha di DIY Masih Kurang
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas Dinas dan Pangan Kota Yogyakarta memeriksa kesehatan hewan kurban di Yogyakarta. | Foto: Republika/ Wihdan
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketersediaan hewan kurban untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha di DIY mengalami kekurangan atau defisit. Kekurangan ini terutama pada sapi yang lebih dari seribu ekor.
Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Yuna Pancawati mengatakan, setidaknya DIY kekurangan sapi sebanyak 1.700 ekor untuk kebutuhan Idul Adha. Kekurangan ini dikarenakan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak.
Penambahan ketersediaan sapi pun dilakukan dengan mendatangkan hewan ternak dari luar daerah. Salah satunya mendatangkan sapi dari Jawa Tengah dan Bali.
"Penambahan pasokan hewan ternak dari Jateng dan Bali yang tentunya bebas PMK dan hal ini untuk memenuhi kebutuhan menjelang Idul Adha," kata Yuna di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (28/6/2022).
Sapi yang didatangkan dari Jateng dan Bali ini dipastikan sudah bebas PMK. Hal ini dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dan sertifikat dari Balai Besar Veteriner (BBVet) yang harus dimiliki oleh hewan yang masuk ke DIY.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto mengatakan, untuk sapi di beberapa kabupaten/kota memang terjadi kekurangan. Meskipun begitu, kekurangannya tidak terlalu signifikan.
"Sapi per daerah misalnya Sleman minus, Kota Yogya minus, Kulonprogo juga minus. Tapi kalau dilihat secara umum masih cukup, meski angkanya tidak signifikan," kata Sugeng.
Sementara itu, untuk kambing justru surplus meskipun ada wabah PMK. Sugeng menyebut, ketersediaan kambing saat ini di DIY melebihi kebutuhan masyarakat, termasuk untuk memenuhi kebutuhan untuk Idul Adha nanti.
"Hewan kurban tahun ini justru lucu. Tahun sebelumnya menjelang Idul Adha di atas kertas biasanya data selalu menunjukkan kondisi minus atau kurang, tapi untuk saat ini secara umum cukup. Kalau bicara domba ada minus, kambing surplus luar biasa dan kalau dikomparasi sangat cukup," ujarnya.
Terkait dengan hewan yang didatangkan dari luar daerah, Sugeng menuturkan, perlu kehati-hatian. Pedagang pun juga sudah ada yang meminta izin untuk mendatangkan sapi dari luar DIY.
"Sudah ada dua pedagang yang minta izin memasukkan ternak sapi dari Jateng. Ini sudah kami jawab, selama prinsip kehati-hatian dilakukan, ternak harus dijamin sehat dengan SKKH. Kami di provinsi juga nanti di tempat ternak itu dikumpulkan atau melalui pasar juga melakukan pencermatan untuk kami dasar juga mengeluarkan SKKH," jelasnya.
Kepala BIN DIY, Brigjen Pol Andry Wibowo mengatakan, untuk kambing surplus 1.500 ekor di DIY. Mengingat ketersediaan kambing ini surplus, hewan yang diperuntukkan untuk kurban dapat dialihkan sebagian besarnya ke kambing.
"Manakala ketersediaan sapi kurban terbatas dan kambing stoknya juga surplus, di situasi PMK maka bisa dialihkan pada pemotongan hewan domba dan kambing karena stoknya surplus," kata Andri.
Ia menjelaskan, kebutuhan hewan ternak untuk kurban di DIY mencapai sekitar 50 ribu ekor. Dari jumlah tersebut, kebutuhan sapi untuk kurban sekitar 22 ribu ekor, dan selebihnya merupakan kambing dan domba.
Ia pun meminta masyarakat agar tidak panik dan khawatir dengan kekurangan ketersediaan sapi untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha. Dengan didatangkannya hewan dari Jateng dan Bali, katanya, juga akan menambah ketersediaan sapi di DIY.
"Masyarakat tidak perlu ketakutan tidak bisa kurban. Dalam 10 hari pemda bisa mendorong penyedia sapi dari Jateng dan Bali menutupi kekurangan tersebut. Masyarakat yang ingin berkurban tetap bisa," ujar dia.