REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Para pemimpin dari Kelompok Tujuh (G7) pada Senin (27/6/2022) menegaskan kembali komitmen mereka terhadap Ukraina dan bersumpah untuk melanjutkan “dukungan keuangan, kemanusiaan, militer dan diplomatik selama diperlukan.”
Setelah berdiskusi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui konferensi video, para pemimpin G7 mengumumkan rencana memberikan lebih banyak sanksi bagi Moskow dan mengambil tindakan lain seperti tarif yang lebih tinggi dan pembatasan harga minyak Rusia.
“Kami mengulangi permintaan kami agar Rusia mengakhiri perang ini, dan segera, tanpa syarat menghentikan semua permusuhan dan menarik pasukan dan peralatan militernya dari seluruh wilayah Ukraina,” bunyi pernyataan bersama yang dikeluarkan di hari kedua KTT G7 di Jerman.
Ini adalah pertemuan langsung pertama dari tujuh negara ekonomi terbesar di dunia sejak perang Rusia di Ukraina dimulai pada 24 Februari, dan poin utama dalam agenda adalah krisis pangan dan energi yang didorong oleh perang tersebut.
Para pemimpin G7 berjanji untuk "membantu Ukraina untuk mempertahankan diri," dan mengatakan mereka akan memperluas kolaborasi dalam intelijen, berbagi informasi, keamanan maritim, dan bidang lainnya.
Menurut sebuah laporan, Presiden AS Joe Biden juga diperkirakan akan mengumumkan pembelian sistem pertahanan rudal untuk Kyiv.
"Kami akan terus mendukung Ukraina dalam mempertahankan jaringannya dari serangan siber dan memperluas kerja sama kami di bidang keamanan energi, keselamatan dan keamanan bahan dan fasilitas nuklir, masalah lingkungan, dan penggunaan air," kata pernyataan itu.
G7 akan memperluas sanksi yang ditargetkan untuk lebih membatasi akses Rusia ke produk industri utama, layanan, dan teknologi yang dihasilkan oleh ekonomi Barat, terutama yang mendukung basis industri persenjataan dan sektor teknologi Rusia, tambah mereka.
Sebuah pernyataan dari Gedung Putih secara terpisah mengatakan AS akan menaikkan tarif pada lebih dari 570 kelompok produk Rusia senilai sekitar 2,3 miliar dolar AS.
Tentang krisis pangan global yang dipicu oleh perang, G7 menekan Rusia “untuk menghentikan, tanpa syarat, serangannya terhadap infrastruktur pertanian dan transportasi dan memungkinkan jalur bebas pengiriman pertanian dari pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.”
Bantuan dan rekonstruksi
G7 telah menyediakan dan menjanjikan lebih dari 2,8 miliar dolar AS bantuan kemanusiaan sejauh ini pada tahun 2022.
Para pemimpin G7 mengatakan mereka akan “terus memberikan dukungan kemanusiaan yang substansial dan berkelanjutan kepada mereka yang terkena dampak perang Rusia.”
Mengenai upaya rekonstruksi di Ukraina yang dilanda perang, mereka memuji “prakarsa Kepresidenan (G7) untuk mengadakan konferensi pakar tingkat tinggi internasional dengan Ukraina, untuk membuat kemajuan dalam rencana rekonstruksi yang komprehensif.”
“Kami siap mendukung rencana rekonstruksi internasional, yang disusun dan dilaksanakan oleh Ukraina dalam koordinasi yang erat dengan mitra bilateral dan multilateral,” kata pernyataan itu.
Mereka juga menekankan bahwa G7 akan “membebankan biaya berat pada Rusia.”
Namun, mereka juga akan memprioritaskan upaya untuk "membantu ekonomi global dan mengambil tindakan untuk membantu mengurangi efek limpahan, terutama yang berkaitan dengan kemanusiaan dan kebutuhan dasar lainnya, serta populasi yang rentan," sebut pernyataan itu.