REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Republik Indonesia menjajaki kolaborasi pendanaan riset dengan Dewan Riset Belanda (Dutch Research Council). Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dan rombongan mengunjungi Dutch Research Council (NWO) yang merupakan salah satu badan pendanaan riset terbesar di Belanda yang berlokasi di Utrecht.
Handoko Handoko mengajak pihak NWO untuk berkolaborasi dalam skema pendanaan riset. Kerja sama ini dapat memberikan kesempatan lebih luas lagi bagi para peneliti yang belum mendapatkan dana dan untuk peneliti yang sudah mendapatkan dana kemungkinan dapat diberikan dana tambahan untuk mengembangkan penelitiannya.
Lembaga penyandang dana riset di Belanda itu menginvestasikan hampir 1 miliar euro setiap tahun. NWO melakukan seleksi dan juga mendanai proposal penelitian berdasarkan rekomendasi dari ilmuwan ahli maupun ahli lainnya yang berada di Belanda maupun di luar Belanda.
Anggota Dewan Eksekutif NWO Margot Weijnen mengatakan NWO mendanai lebih dari 7.200 proyek penelitian di universitas dan lembaga pengetahuan baik di Belanda maupun di luar Belanda. "Setiap tahunnya NWO menyeleksi serta memberikan dana untuk beberapa penelitian," ujarnya.
NWO mendorong kerja sama nasional dan internasional, berinvestasi dalam fasilitas penelitian besar, memfasilitasi pemanfaatan pengetahuan dan mengelola lembaga penelitian.
Usai dari NWO, Kepala BRIN dan rombongan mengunjungi salah satu industri peralatan laboratorium yakni Thermo Fisher yang berlokasi di Eindhoven, Belanda. Thermo Fisher Scientific Inc (Thermo Fisher) adalah penyedia peralatan medis, instrumen analitis, reagen dan bahan habis pakai, perangkat lunak dan juga layanan untuk keperluan analitis yang kompleks dalam penelitian, diagnostik, dan laboratorium klinis.
Kepala BRIN mengajak para peneliti di Thermo Fisher untuk melakukan kolaborasi penelitian dengan para peneliti yang ada di BRIN. Pada kesempatan itu, Handoko juga menyampaikan bahwa infrastruktur yang ada di BRIN dapat digunakan untuk penelitian bersama.