Selasa 28 Jun 2022 18:31 WIB

Perkuat Kerja Sama Pendidikan, KBRI Canberra Gandeng Catholic Education South Australia

Bahasa Indonesia telah dipelajari selama 20 tahun di Cardijn College, Australia.

Red: Irwan Kelana
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Prof  Dr  Mukhamad Najib (kiri)  melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Direktur CESA, Dr  Neil McGoran, dalam bidang kerja sama pendidikan, di Adelaide, Australia, Senin (27/6).
Foto: Dok KBRI Canberra
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Prof Dr Mukhamad Najib (kiri) melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Direktur CESA, Dr Neil McGoran, dalam bidang kerja sama pendidikan, di Adelaide, Australia, Senin (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Senin, 27 Juni 2022, menjadi momen penting penguatan kerja sama antara KBRI Canberra dan Catholic Education South Australia (CESA). Dalam acara yang digelar secara meriah di Cardijn College, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Prof  Dr  Mukhamad Najib, melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Direktur CESA, Dr  Neil McGoran, dalam bidang kerja sama pendidikan.

Melalui MoU tersebut, kedua pihak sepakat untuk memperkuat beberapa modalitas kerja sama, di antaranya promosi bahasa dan pendidikan budaya, pengembangan dan saling berbagi materi dan metode pemelajaran bahasa, kemitraan dan pelibatan komunitas, serta penguatan kapasitas bagi para guru. 

“Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia sebagai negara tetangga Australia dan negara terbesar di Asia Tenggara memiliki kekuatan dan potensi besar dalam peran menentukan arah Asian Century saat ini,” demikian disampaikan Prof  Najib dalam sambutannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/6).

Ia juga menekankan bahwa adanya berbagai kesepakatan antara Indonesia dan Australia, termasuk dengan adanya Indonesia-Australia Comprehensive Partnership Agreement (IA-CEPA), menegaskan kedudukan Indonesia sebagai mitra penting bagi Australia. Oleh karena itu, sosok yang juga merupakan dosen di   IPB University tersebut mengharapkan agar sekolah-sekolah di Australia dapat membuka dan menggiatkan program pengenalan bahasa dan budaya Indonesia guna menyambut berbagai kesempatan yang terbuka dari penguatan hubungan kedua negara.

Dalam sambutannya, Dr  McGoran menyampaikan bahwa belajar bahasa bukanlah hal yang mudah, tetapi memiliki banyak manfaat yang bisa didapat. “Mempelajari Bahasa Indonesia sangat penting dalam membangun hubungan persahabatan antara masyarakat Australia dan Indonesia,” ujar Dr McGoran. 

Sementara itu, Kepala Sekolah Cardijn College, Dr  Paul Rijken, mengungkapkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari selama 20 tahun di Cardijn College. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib bagi murid kelas 7 dan 8, serta pelajaran pilihan bagi murid kelas 9-12.

Acara penandatanganan disaksikan oleh para guru dan murid Cardijn College. Sejumlah tamu penting turut hadir, di antaranya Prof Deborah West, Vice-President dan Executive Dean di Flinders University;  perwakilan Australia Indonesia Association South Australia, dan Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Sydney;  serta Kepala SMA Negeri 1 Paninggaran, Asri Wiyati, yang berpartisipasi secara virtual. SMA Negeri 1 Paninggaran terletak di Kabupaten Pekalongan dan telah menjadi sekolah mitra Cardijn College sejak beberapa tahun yang lalu.

Suasana acara penandatanganan berlangsung meriah. Lagu kebangsaan Indonesia dan Australia turut dinyanyikan dengan iringan permainan alat musik angklung yang dibawakan oleh Adelindo Angklung. Perwakilan dari komunitas masyarakat Indonesia dan mahasiswa University of Adelaide juga unjuk kebolehan dengan menampilkan Tari Selamat Datang dan Tari Bali. Tidak hanya itu, kelompok paduan suara anak dari Emmaus Catholic Primary School berhasil memukau para tamu dengan membawakan tiga buah lagu Indonesia, yakni Halo-Halo Bandung, Pelangi, dan Di Sini Senang, Di Sana Senang,  dengan iringan musik angklung. 

Acara penandatangan MoU antara KBRI Canberra dan CESA merupakan tindak lanjut atas komunikasi yang diinisiasi KJRI Sydney sejak awal tahun 2022. Hal ini menggambarkan sinergi kantor Perwakilan RI di Australia dalam upaya penguatan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan terkait, termasuk dalam bidang pendidikan dan promosi bahasa dan budaya Indonesia.

CESA merupakan lembaga pendidikan yang menjadi induk dari 103 sekolah Katolik di South Australia dengan total murid sekitar 48.900 anak. Saat ini terdapat sekitar 2.700 murid sekolah Katolik di bawah CESA yang mempelajari Bahasa Indonesia. Adanya penandatanganan MoU diharapkan dapat membuka jalan promosi bahasa dan budaya Indonesia di jejaring sekolah Katolik di South Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement