Rabu 29 Jun 2022 05:09 WIB

Senator DPD: Kasus Hollywings Pelajaran Penting untuk Pengembangan Investasi Daerah

Pengembangan usaha tak bole menabrak soal SARA

Rep: rilis/ Red: Muhammad Subarkah
Promosi iklan Hollywings yang memicu kemarahan masyarakat.
Foto: Tangkapan layar
Promosi iklan Hollywings yang memicu kemarahan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DPD asal Jawa Tengah DR Abdul Kholik meminta agar para penguasaha pengusaha hiburan di daerah belajar pada kasus Hollywing. Diharapkan mereka tidak melakukan tindakan yang dapat menyinggung isu SARA.

''Pahami soal isu SARA itu sensitif dan punya konsekuensi hukum baik perdata maupun pidana. Jangan buat isu SARA menjadi bahan mainan promosi produk. Soalnya, sekali menyinggung isu itu maka akan berdampak membuat kegaduhan dan mengancam harmoni sosial,'' kata Abdul Kholik, di Jakarta, Selasa, (28/7/2022) malam.

Menurut Kholik iklim usaha harus dibangun dengan kesadaran penghormaan nilai-nilai dan norman-norma dalam masyarakat. Apalagi bisnis hiburan ini juga dapat menjadi lahan dan ajang berbagai tindakan penyalahgunaan berbagai hal yang negatif, seperti narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas.

''Daerah  tentu membutuhkan investasi di berbagai sektor. Sektor pariwisata misalnya membutuhkan fasilitas hiburan. Tetapi jangan sampai atas nama investasi kemudian dengan mudahnya menabrak nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Kita butuh hiburan tapi yang sehat dan tidak merusak generasi muda,'' katanya.

Untuk itu, lanjut Kholik, pemerintah daerah harus terus melakukan pengawasan dan pembinaan secara berkesinambungan agar usaha hiburan tetap sejalan dengan kepentingan daerah dan masyarakat.''Dengan sekali Holliwing hendaknya menjadi pembejalaran bagi seluruh pengusaha hiburan dan pemerintah daerah. Hal seperti  jangan sampai terulang lagi karena merugikan dan merusak iklim investasi yang kini sedang tumbuh pasca pandemi,'' tegasnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement