Selasa 28 Jun 2022 20:16 WIB

Korea Utara Cegah Kerusakan Tanaman Pangan di Tengah Hujan Deras  

Korut sedang mengatasi kemungkinan kerusakan akibat banjir dan topan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Hujan deras/ilustrasi
Foto: Flickr
Hujan deras/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Warga Korea Utara secara intensif berupaya untuk melindungi tanaman, peralatan pabrik, dan aset lainnya dari potensi kerusakan akibat hujan deras selama berhari-hari. Media pemerintah, KCNA pada Selasa (28/6/2022) mengatakan, pihak berwenang di wilayah tengah dan barat daya Korea Utara telah memusatkan semua kekuatan serta sarana pada pekerjaan untuk mengatasi kemungkinan kerusakan akibat banjir dan topan.

"Pejabat dan pekerja berupaya untuk melindungi tanaman, peralatan di perusahaan industri logam dan kimia, fasilitas pembangkit listrik dan kapal penangkap ikan dari hujan lebat," ujar laporan KCNA.

Baca Juga

KCNA mengatakan, badan antibencana Korea Utara sedang meninjau kesiapan pekerja darurat dan staf medis. KCNA menambahkan, pejabat Korea Utara mendesak penduduk dan pekerja untuk mematuhi pembatasan terkait pandemi selama musim hujan.

Petugas medis siap untuk menangani potensi masalah kesehatan utama. Sementara para pejabat berupaya untuk memastikan langkah-langkah pengendalian epidemi di tempat penampungan bagi orang-orang yang terdampak banjir.

Badan cuaca Korea Selatan mengatakan sebagian besar wilayah Korea Utara telah diguyur hujan lebat sejak Ahad (26/6/2022). Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Selasa (28/6/2022) malam telah meminta Korea Utara untuk memberikan pemberitahuan kepada Korea Selatan terlebih dahulu, jika mereka berencana untuk melepaskan air bendungan di sepanjang perbatasan. Sebelumnya kenaikan debit air bendungan secara mendadak menyebabkan kematian di kota-kota garis depan Korea Selatan.

Permintaan Korea Selatan itu disampaikan melalui saluran komunikasi hotline militer lintas batas. Sebelumnya Korea Selatan mengatakan, Korea Utara tidak menanggapi panggilan di saluran komunikasi resmi. Tetapi pejabat penghubung dari kedua negara akhirnya melakukan panggilan reguler.

Kekhawatiran tentang hujan lebat muncul setelah Korea Utara mengakui wabah virus korona domestik. Sekitar 4,7 juta dari 26 juta orang di negara itu jatuh sakit. Korea Utara menyatakan, 73 orang meninggal karena sakit. Namun, para ahli mempertanyakan apakah propaganda Korea Utara telah memberikan gambaran tentang kebenaran wabah tersebut.

Banjir musim panas di Korea Utara sering menyebabkan kerusakan serius pada pertanian dan sektor lainnya, karena drainase yang bermasalah dan penggundulan hutan. Topan dan hujan lebat pada 2020 adalah salah satu kesulitan yang telah menciptakan berbagai krisis di dalam negeri.

Otoritas cuaca Korea Utara memperkirakan musim hujan tahun ini akan dimulai pada akhir Juni. Otoritas tersebut mengeluarkan peringatan  hujan lebat di sebagian besar wilayah Korea Utara dari Senin (26/6/2022) hingga Rabu (29/6/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement