Selasa 28 Jun 2022 22:30 WIB

Di Pertemuan PBB, India Tunjukkan Keprihatinan untuk Palestina

India secara konsisten serukan negoisasi antara Palestina dan Israel

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera India (Ilustrasi). India secara konsisten serukan negoisasi antara Palestina dan Israel
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi). India secara konsisten serukan negoisasi antara Palestina dan Israel

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – India menyatakan keprihatinan yang mendalam atas apa yang terjadi di Tepi Barat, Yerusalem dan Gaza.

India menekankan pentingnya masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB mengirimkan sinyal kuat terhadap setiap langkah yang akan mencegah perdamaian antara Israel dan Palestina. 

Baca Juga

Hal itu disampaikan Wakil Tetap India untuk PBB, Duta Besar R Ravindra, dalam pertemuan Dewan Keamanan tentang 'Pertanyaan Palestina'. Dia mengatakan India mengikuti perkembangan di Masafer Yatta, Tepi Barat, dengan prihatin. Ketegangan telah meningkat atas potensi pengusiran hukum warga Palestina. 

"Kami tetap sangat prihatin dengan perkembangan di Tepi Barat, Yerusalem, dan Gaza. Serangan kekerasan dan pembunuhan warga sipil telah merenggut banyak nyawa warga Palestina dan Israel," tutur dia seperti dilansir One India, Selasa (28/6/2022). 

"Tindakan perusakan dan provokasi juga terus berlanjut. Kami secara konsisten menganjurkan semua tindakan kekerasan, dan menegaskan kembali seruan kami untuk penghentian total kekerasan," katanya. 

Ravindra juga menyampaikan, semua tindakan sepihak yang terlalu mengubah status-quo di lapangan dan melemahkan kelangsungan solusi dua negara harus dihindari. 

Dia juga menyebut sangat penting bagi masyarakat internasional dan Dewan ini untuk mengirim sinyal kuat terhadap upaya pencegahan terhadap kemungkinan perdamaian antara Israel dan Palestina. 

Menurut Ravindra, India telah secara konsisten menyerukan negosiasi perdamaian langsung antara para pihak, yang menurut New Delhi adalah jalan terbaik untuk mencapai tujuan solusi dua negara. 

Dia menuturkan, negosiasi ini harus didasarkan pada kerangka kerja yang disepakati secara internasional, dengan mempertimbangkan aspirasi sah rakyat Palestina untuk kenegaraan dan masalah keamanan Israel yang sah. 

"Tidak adanya pembicaraan langsung mengenai isu-isu politik utama memiliki biaya asimetris untuk Israel dan Palestina dan tidak pertanda baik untuk perdamaian jangka panjang di kawasan ini," katanya. 

Ravindra juga menyebut bahwa India selalu mendukung solusi dua negara yang dinegosiasikan yang mengarah pada pembentukan Negara Palestina yang berdaulat, mandiri dan layak yang hidup dalam perbatasan yang aman dan diakui, berdampingan secara damai dengan Israel. 

"India akan terus mendukung semua upaya untuk mencapai solusi dua negara yang komprehensif dan langgeng untuk konflik Israel-Palestina dan siap untuk berkontribusi secara konstruktif untuk upaya tersebut," tuturnya. 

New Delhi juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif Israel meningkatkan jumlah izin kerja bagi warga Palestina di Jalur Gaza untuk bekerja di Israel. "Lebih banyak yang perlu dipertimbangkan untuk meringankan situasi kemanusiaan. Kebutuhan saat ini adalah dialog di antara para pemangku kepentingan terkait," katanya. 

India juga menyuarakan keprihatinan atas berlanjutnya situasi keuangan yang genting dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Sebab kurangnya dana untuk Badan tersebut dapat berdampak buruk pada pemberian layanan kemanusiaan kepada komunitas pengungsi Palestina di Palestina dan di tempat lain. 

Pada pertemuan Komite Ad hoc Majelis Umum untuk pengumuman kontribusi sukarela untuk UNRWA, India menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung UNRWA melalui kontribusi keuangan tahunannya. 

India telah menyumbang 20 juta dolar selama empat tahun terakhir dan juga telah menjanjikan lima juta dolar untuk anggaran program UNRWA untuk 2022. 

 

Sumber: oneindia   

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement