REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) merilis sanksi terbaru terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina. Sanksi yang diumumkan Selasa (28/6) ini akan mengincar emas, konglomerat pertahanan milik pemerintah Rostec dan sejumlah bank.
Dalam situsnya Departemen Keuangan AS mengatakan Bank of Moskow akan masuk dalam daftar sanksi. Pekan lalu dilaporkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) bulan depan untuk membahas inflasi, sanksi pada Rusia dan kemungkinan sanksi pada Korea Utara (Korut) atas program nuklirnya.
Sebelumnya dilaporkan G7 mengecam keras serangan Rusia ke mal di Kremenchuk, Ukraina. Delapan belas orang tewas dan lebih dari 30 lainnya masih dinyatakan hilang akibat serangan tersebut. Dalam pernyataan bersama pemimpin negara anggota G7 mengatakan serangan tersebut merupakan tindakan keji.
“Serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang. Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban," kata para pemimpin anggota G7 yang sedang melangsungkan pertemuan puncak di Elmau, Jerman, dikutip laman Euronews, Selasa (28/6/2022).
PBB pun turut bereaksi dengan mengatakan serangan di Kremenchuk kejadian menyedihkan. PBB menegaskan, infrastruktur sipil tidak boleh menjadi target dalam perang. Dewan Keamanan PBB diagendakan menggelar pertemuan darurat di New York untuk membahas serangan tersebut.
Serangan ke mal di Kremenchuk terjadi ketika para pemimpin negara anggota G7 menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk Ukraina. Pada saat bersamaan, mereka pun menyiapkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk pembatasan harga minyak serta tariff barang yang lebih tinggi.