Rabu 29 Jun 2022 06:53 WIB

Israel Bangun Zona Industri untuk Buka Lapangan Kerja Bagi Warga Gaza

Ada 2,3 juta orang Palestina tinggal di Jalur Gaza yang diblokade dan sulit bekerja.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Israel membangun zona industri di pemukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza, atau yang dikenal dengan sebutan Gaza envelope.
Foto: AP/Oded Balilty
Israel membangun zona industri di pemukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza, atau yang dikenal dengan sebutan Gaza envelope.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel membangun zona industri di pemukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza, atau yang dikenal dengan sebutan Gaza envelope. Menurut Arab48.com, pembangunan zona industri ini bertujuan untuk menyediakan pekerjaan bagi ribuan warga Palestina.  

Israel juga melakukan pembangunan di persimpangan Erez atau Beit Hanoun untuk memfasilitasi perjalanan para pekerja Palestina. Israel membangun tempat parkir mobil dan fasilitas layanan tambahan, seperti toilet dan kafetaria.

Baca Juga

Pembangunan zona industri baru diumumkan dalam pertemuan antara otoritas pendudukan Israel dan perwakilan Kementerian Tenaga Kerja Palestina dan Otoritas Urusan Sipil Gaza, pada pekan lalu di Erez. Para pekerja Palestina dari Gaza akan diberikan izin kerja pada September, serupa dengan izin yang dikeluarkan di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Dilansir Middle East Monitor, Rabu (29/6/2022), menurut pejabat Palestina, Israel akan mengganti izin "kebutuhan ekonomi", sehingga dapat mencabut hak pekerja dari Gaza atas perlindungan asuransi dan bonus. Namun, izin kerja hanya akan diberikan melalui operator Israel. 

Izin tersebut hanya berlaku pada proyek konstruksi dan pertanian. Selain itu, Israel dapat menghentikan izin kerja tersebut alasan apapun. Tapi ini tidak berarti membatalkan izin kerja.  

Sekitar 2,3 juta orang Palestina tinggal di Jalur Gaza yang diblokade. Mereka tidak dapat pergi untuk mencari pekerjaan di luar negeri, dan telah hidup di bawah oleh pembatasan yang diberlakukan oleh Israel. Gaza berada di bawah pengepungan Israel yang ketat sejak 2007. 

Gaza telah menjadi sasaran serangan militer Israel berulang kali yang telah menyebabkan kerusakan skala berat. Tingkat pengangguran di Gaza cukup tinggi, ditambah dengan kemiskinan meluas.

Sebelum Intifada (Pemberontakan) Al-Aqsa Palestina dimulai pada tahun 2000, sekitar 130 ribu warga Palestina dari Gaza bekerja di Israel.  Ketika Israel menarik pemukim ilegal dan pasukannya dari Gaza pada 2005, sebagian besar pekerja dilarang menyeberang ke Israel untuk mencari pekerjaan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement