Rabu 29 Jun 2022 16:23 WIB

Pakar: Overposting Berlebihan di Medsos Bisa Undang Kejahatan

Dalam Webinar Cakap Digital pakar ingatkan pengguna medsos bahaya overposting

Dalam Webinar Cakap Digital pakar ingatkan pengguna medsos bahaya overposting
Foto: pixabay
Dalam Webinar Cakap Digital pakar ingatkan pengguna medsos bahaya overposting

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Tercatat jumlahnya mencapai 73,7 persen dari total penduduk. Mayoritas memanfaatkan internet untuk aktif di media sosial. Keaktifan bermedia sosial pun beragam bentuknya.

Media sosial adalah teknologi interaktif yang memungkinkan penciptaan, berbagi/pertukaran informasi, ide, minat, karier, dan bentuk ekspresi lainnya melalui komunitas dan jaringan virtual. Beberapa orang juga hanya menjadikan media sosial sebagai entertainment.

Kebebasan berekspresi di media sosial membuat pengguna melakukan overposting/overshare berlebihan. Pada aplikasi Instagram misalnya, banyak orang membagikan kegiatan seharinya-harinya melalui fitur Stories. 

“Hindari overshare yang keterlaluan. Misalnya, perempuan masih muda setiap hari post di media sosialnya kegiatan sehari-hari, lama-lama kalau ada orang yang niatnya stalking atau niat jahat, dia akan mudah untuk memantau kalian,” kata CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kota Blitar, Jawa Timur.

Sebagai pengguna media sosial yang baik, menurut Theo, harus saling mengingatkan agar tidak melakukan overshare, khususnya kepada anggota keluarga. Tentu tidak mudah melakukan hal tersebut, karena dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik.

Theo menilai, memberi nasihat kepada anggota keluarga lebih mudah karena adanya kedekatan hubungan. “Kita tidak perlu langsung menyentuh subjeknya, Sebutkan saja fenomena yang terjadi, dengan begitu mereka bisa sadar kalau termasuk yang overposting. Kita juga bisa menjadi contoh lebih dulu,” ujarnya.

Relawan Mafindo Surabaya Raya, Sotyaparasto Winajimursid  menilai, ego dan kepercayaan diri menjadi kendala utama dalam menasihati seseorang ketika melakukan kesalahan. Tak heran seseorang kerap menyebarkan berita salah, meski sudah diberi tahu kebenarannya.

“Ketika kita menegur, tidak cukup dengan hanya memberi tahu. Kita harus menyertai bukti yang benar. Memang tidak mudah mengubah karakter orang, tapi kita tetap harus terus mengingatkan,” kata Sotyaparasto.

Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kota Blitar, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Pengurus RTIK Jawa Timur & Praktisi Komunikasi Digital, Reiza Praselanova. Diskusi ditutup Ketua Relawan Mafindo Surabaya Raya, Sotyaparasto Winajimursid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement