Rabu 29 Jun 2022 19:55 WIB

Ukraina Belum Pertimbangkan Lagi Rencana Gabung NATO

Ukraina menegaskan rencana untuk gabung NATO belum dibatalkan

 Bendera negara-negara anggota NATO. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan, negaranya belum mempertimbangkan kembali keinginannya bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun dia menyebut, rencana itu belum dibatalkan.
Foto: AP/Olivier Matthys
Bendera negara-negara anggota NATO. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan, negaranya belum mempertimbangkan kembali keinginannya bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun dia menyebut, rencana itu belum dibatalkan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan, negaranya belum mempertimbangkan kembali keinginannya bergabung dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun dia menyebut, rencana itu belum dibatalkan.

Dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Prancis, RFI, Rabu (29/6/2022), Kuleba menolak anggapan bahwa Ukraina sudah membatalkan rencananya untuk bergabung dengan NATO.

“Mengapa tidak? Pertanyaan bergabung dengan NATO tertulis dalam konstitusi. Selain itu, struktur blok (NATO) adalah mekanisme keamanan paling efektif di ruang Eropa,” ujarnya.

Kendati demikian, Kuleba menilai, keinginan Ukraina saja tidak cukup untuk bergabung dengan NATO. “Aliansi (NATO) juga perlu menginginkannya (Ukraina bergabung),” ujarnya.

Ia kemudian mengaitkan isu tersebut dengan proses keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. Kuleba mengungkapkan, perhimpunan Benua Biru sudah membuat langkah bersejarah dengan memberi Kiev status kandidat.

“Tapi kami melihat bahwa sejak awal perang (dengan Rusia), NATO belum membuat langkah apa pun menuju integrasi kami,” ucapnya.

NATO menggelar konferensi tingkat tinggi di Madrid, Spanyol, Rabu. Dalam pertemuan itu, NATO akan menyatakan Rusia sebagai ancaman keamanan bagi aliansi tersebut. “Kami akan menyatakan dengan jelas bahwa Rusia merupakan ancaman langsung terhadap keamanan kami,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelang penyelenggaraan konferensi.

Dia mengungkapkan, pertemuan di Madrid akan menjadi bersejarah dan transformatif bagi NATO.  “Kami bertemu di tengah krisis keamanan paling serius yang kami hadapi sejak Perang Dunia II,” ujarnya mengacu pada langkah Rusia menyerang Ukraina.

NATO akan meluncurkan perubahan terbesar dari kemampuan pertahanan dan pencegahannya sejak berakhirnya Perang Dingin, yakni dengan memperkuat pasukan di sisi timurnya. Jumlah pasukan di sisi timur bakal ditingkatkan dengan kesiapan tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement