Kamis 30 Jun 2022 08:00 WIB

APTRI: Semua Pabrik Gula Milik BUMN Harus Direvitalisasi

Pabrik gula BUMN masih pakai teknologi zaman Belanda.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Foto udara antrean truk pengangkut tebu di pabrik gula di Blitar, Jawa Timur, Rabu (25/5/2022). Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Fatchuddin Rosyidi mengatakan saat ini semua pabrik gula milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus direvitalisasi, karena semua masih teknologi zaman Belanda.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Foto udara antrean truk pengangkut tebu di pabrik gula di Blitar, Jawa Timur, Rabu (25/5/2022). Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Fatchuddin Rosyidi mengatakan saat ini semua pabrik gula milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus direvitalisasi, karena semua masih teknologi zaman Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Fatchuddin Rosyidi mengatakan saat ini semua pabrik gula milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus direvitalisasi, karena semua masih teknologi zaman Belanda.

"Semua pabrik gula BUMN itu harus direvitalisasi, karena semua masih zaman Belanda. Tidak pernah ada pabrik baru," kata Rosyidi di Cirebon, Jawa Barat.

Baca Juga

Ia mengatakan, dengan adanya revitalisasi pabrik, terutama teknologinya, diharapkan bisa meningkatkan rendemen dan produksi gula dalam negeri. Namun, lanjut Rosyidi, ketika pabrik gula milik BUMN itu tidak ada pembaruan atau revitalisasi mesinnya, maka dipastikan petani tebu akan semakin berkurang.

Hal itu terjadi di Jawa Barat, di mana dari delapan pabrik gula semua masih menggunakan mesin zaman Belanda, sehingga membuat produksi menurun dan petani pun enggan menanam tebu. Bahkan lanjut Rosyidi, saat ini pabrik gula di Jawa Barat yang beroperasi tinggal dua dan juga belum ada revitalisasi, sehingga bila dibandingkan dengan daerah lainnya, Jawa Barat sangat tertinggal.

"Minimal revitalisasi teknologi, kalau bangunan tidak masalah. Di Jawa Barat lahan banyak, kalau ada satu pabrik yang rendemen bisa delapan Insya Allah yang biasa menanam jagung pindah ke tebu," ujar dia.

Ia menambahkan, ketika pabrik gula masih tidak ada revitalisasi, maka petani enggan menanam tebu, karena dipastikan akan merugi. Dengan petani tidak menanam tebu, maka Indonesia tidak bisa swasembada gula, yang dicanangkan bisa dilakukan pada 2025 nanti.

"Menanam tebu itu gampang, tapi ketika pabrik gula masih tidak menggunakan mesin modern, tidak ada petani yang mau. Jadi cita-cita swasembada gula masih sangat jauh," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement