Kamis 30 Jun 2022 06:25 WIB

Masa Transisi Pandemi Jadi Endemi Buat Pengusaha Hotel Optimistis

PT Sunter Lakeside Hotel mencatat hunian kamar meningkat selama masa transisi pandemi

PT Sunter Lakeside Hotel mencatat hunian kamar meningkat selama masa transisi pandemi.
Foto: Istimewa
PT Sunter Lakeside Hotel mencatat hunian kamar meningkat selama masa transisi pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sunter Lakeside Hotel Tbk, (“Perseroan”) melakukan paparan publik tahunan secara offline di Hotel Sunlake Jakarta yang dihadiri oleh jajaran Direksi dan para pemegang saham dan juga secara virtual.

Emiten dengan kode “SNLK”, efektif melantai di Bursa Efek Indonesia tanggal 29 Maret 2021 dengan melepas saham ke Publik sebanyak 150 juta saham baru atau sebesar 33,33 persen dari jumlah seluruh modal disetor dan ditempatkan Perseroan.

Direktur Utama PT Sunter Lakeside Hotel Tbk Sapto Utomo Hidajat menjelaskan proyeksi perseroan terus konsisten meningkatkan kinerja bisnis seiring dengan perkembangan industri perhotelan yang kian pulih.

Tahun 2021 tercatat tingkat hunian kamar hotel mencapai 31.429 room night, meningkat 10,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 28.398 room night. Perseroan memiliki 228 kamar dengan berbagai tipe, fasilitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) yang beragam, serta restoran yang menyajikan makanan lokal hingga Internasional.

"Capaian selama 2021 cukup baik. Kami optimistis pendapatan perseroan akan terus meningkat seiring dengan kelonggaran kebijakan pemerintah dalam masa transisi dari pandemi menjadi endemi," ujar Sapto dalam rilisnya, Rabu (29/6/2022).

Pendapatan perseroan mengalami peningkatan 10,02 persen menjadi Rp 20,73 miliar dari tahun sebelumnya hanya Rp 18,84 miliar. Perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bruto sebesar 12,18 persen menjadi Rp 16,55 miliar meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,75 miliar.

Rasio liabilitas terhadap total ekuitas sebesar 0,33 kali dari tahun sebelumnya 0,39 kali dan rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah aset menjadi 0,25 kali dari 0,28 kali. Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah ekuitas akibat penawaran umum saham perdana serta pertumbuhan aset, terutama aset lancar.

Optimisme dan keyakinan perseroan atas prospek usaha perhotelan akan semakin membaik dan berangsur-angsur pulih, hal ini sejalan dengan adanya keberhasilan pemulihan ekonomi nasional yang terus menunjukkan progress yang sangat baik dan diyakini terus berlanjut di tahun 2022.

Program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang berlanjut di tahun 2022 dan telah terbukti efektif mendongkrak kinerja ekonomi di 2021. Senada dengan Bank Indonesia, prediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di kisaran 4,7-5,5 persen.

Akselerasi program vaksinasi untuk mendukung pencapaian herd immunity di prediksi akan meningkatkan pengendalian penyebaran Covid-19, tingkat mobilitas masyarakat, sehingga peraturan karantina & pembatasan perjalanan akan dimungkinkan semakin longgar.

Dampak semuanya ini dapat dirasakan dan menjadikan Industri pariwisata, perhotelan  makin menggeliat dan berangsur normal kembali serta membuat prospek usaha perhotelan kembali bersinar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement