REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, pemerintah Indonesia terus berupaya menurunkan kekerdilan (stunting). Jika tak ada usaha menekan stunting, sekitar 1,2 juta ibu bisa melahirkan anak dalam kondisi kerdil.
Hasto mengutip arahan Presiden Joko Widodo supaya bisa menurunkan stunting sekitar 14 persen. Padahal, hari ini stunting di Indonesia masih 24,4 persen.
"Presiden berharap kondisi stunting di Indonesia yang masih 24,4 persen bisa menurun dengan cepat menjadi 14 persen karena setiap tahun ada 4,8 juta ibu hamil dan melahirkan sehingga, tanpa usaha keras bersama maka ada 1,2 juta ibu melahirkan anak dalam kondisi stunting," katanya saat mengisi pengukuhan Kasad sebagai duta bapak asuh anak stunting Indonesia secara virtual, Rabu (29/6/2022).
Dia menambahkan, penyebab stunting juga akibat. 36 persen remaja putri dan remaja alami kurang darah (anemia). Kemudian, ketika menikah, mereka belum siap untuk hamil.
Kemudian, pada saat hamil, angka anemia naik 48 persen dan ketika melahirkan, anak yang panjang badannya kurang dari 48 cm sebesar 22,6 persen.
Dia mengungkap ciri-ciri stunting yang pasti pendek dan kemampuan intelektualnya rendah sehingga susah bersaing secara akademik.
Setelah itu, orang yang stunting ketika berusia 45 tahun ke atas sudah mudah sakit-sakitan seperti kena tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis. Jadi, Hasto mengakui, stunting membuat tidak produktif dan beban bagi keluarga.
"Oleh karena itu, jika sejak dini mencegah stunting tentu luar biasa," ujarnya sembari menambahkan, para remaja putri ini kini juga mendapatkan tablet tambah darah (TTD) untuk mengatasi anemia.