Kamis 30 Jun 2022 10:20 WIB

Pedagang Sapi Andalkan Minuman Herbal dan Penyemprotan Kandang Cegah PMK

Pedagang sapi di Cirebon mengandalkan minuman herbal dan penyemprotan kandang.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Dokter hewan memeriksa mulut sapi sebelum menyuntikkan dosis vaksin mulut dan kuku di sebuah peternakan. Pedagang sapi di Cirebon mengandalkan minuman herbal dan penyemprotan kandang.
Foto: EPA-EFE/BAGUS INDAHONO
Dokter hewan memeriksa mulut sapi sebelum menyuntikkan dosis vaksin mulut dan kuku di sebuah peternakan. Pedagang sapi di Cirebon mengandalkan minuman herbal dan penyemprotan kandang.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Upaya untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terus dilakukan. Seorang pedagang sapi di wilayah Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, memiliki cara sendiri untuk membuat sapinya selalu sehat.

Pedagang sapi tersebut, Mursid, mengatakan, mengandalkan pemberian ramuan herbal alami untuk diminumkan pada sapi-sapi miliknya. Yakni, berupa minuman jahe dan cengkeh. "Biar hangat di tubuh," ujar Mursid.

Baca Juga

Selain itu, Mursid pun setiap hari membersihkan kandang sapinya dan menyemprotnya dengan cairan eco enzyme. Dengan upaya tersebut, hingga kini sapi yang ada di kandangnya dalam kondisi sehat.

Mursid mengakui, salah satu sapinya dulu pernah ada yang terpapar PMK. Untuk mencegah penyebaran pada sapi-sapi lainnya, dia terpaksa memotong sapi yang terpapar PMK tersebut.

"Sebenarnya rugi. Tapi tetap dipotong karena PMK ini kan penyebarannya cepat sekali," kata Mursid.

Mursid berharap, vaksinasi untuk hewan ternak di Kabupaten Cirebon bisa segera dilakukan. Dengan demikian, penyebaran PMK bisa dikendalikan. "Kalau sapi sudah divaksin, kita juga tenang," ujar Mursid.

Saat ditanyakan mengenai penjualan sapi jelang Idul Adha, Mursid mengakui, sejauh ini masih belum seramai tahun lalu. Pada tahun lalu, dari 34 ekor sapi miliknya, berhasil terjual sebanyak 32 ekor.

Sedangkan tahun ini, dari 21 ekor yang ada di kandang miliknya, baru terjual 13 ekor. Sapi-sapi tersebut dijual seharga Rp 21 juta hingga Rp 45 juta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement