Kamis 30 Jun 2022 10:10 WIB

Rumah Perahu Ikonik Sungai Nil Dihancurkan

Pemindahan rumah perahu bertujuan untuk menjaga sungai dan memprioritaskan wisata.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Layang-layang terlihat terbang di atas Sungai Nil di Kairo, Mesir, 30 Juni 2020 (dikeluarkan 03 Juli 2020). Rumah perahu Sungai Nil yang terkenal di jantung ibu kota Mesir akan dihancurkan dan diderek.
Foto: EPA-EFE / MOHAMED HOSSAM
Layang-layang terlihat terbang di atas Sungai Nil di Kairo, Mesir, 30 Juni 2020 (dikeluarkan 03 Juli 2020). Rumah perahu Sungai Nil yang terkenal di jantung ibu kota Mesir akan dihancurkan dan diderek.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Rumah perahu Sungai Nil yang terkenal di jantung ibu kota Mesir akan dihancurkan dan diderek. Pihak berwenang menyita bangunan tersebut karena dinilai sebagai tempat tinggal tanpa izin.

Perahu-perahu yang banyak di antaranya berstruktur dua lantai yang elegan dengan beranda telah ditambatkan selama beberapa dekade di sepanjang tepi sungai Nil. Rumah apung ini berada dilingkungan yang ditumbuhi pepohonan antara pulau Zamalek dan Giza, tepat di sebelah barat pusat kota Kairo. Bahkan rumah perahu ini tampil dalam film dan sastra, seperti novel pemenang Nobel Naguib Mahfouz Adrift on the Nile.

Baca Juga

Pekan lalu, pemilik sekitar 30 rumah perahu mendapatkan pemberitahuan yang mengatakan, perahu mereka akan disita. Kementerian Air dan Irigasi Mesir mengatakan, 15 telah dipindahkan dengan sisanya akan ditangani selama beberapa hari ke depan. Kementerian tersebut memposting foto-foto kapal yang dihancurkan oleh traktor dan ditarik oleh kapal tunda.

Ahmed el-Hosseiny yang rumahnya diderek menggambarkan mengosongkannya setelah menerima pemberitahuan penggusuran. "Kami mulai mengumpulkan harta benda kami, cerita kami, sejarah kami, hati kami, ingatan kami, dan perasaan kami dan menempatkannya ke dalam kotak," katanya.

Sedangkan Ikhlas Helmy (87 tahun) yang rumah perahunya masih berdiri pada Rabu (29/6/2022) mengatakan, dia telah menginvestasikan tabungannya di dalamnya dan tidak mungkin untuk pergi. "Saya lahir di rumah perahu, ini seluruh hidup saya," katanya.

"Suami saya menyukai Sungai Nil seperti saya. Dia meninggal sebelum dia bisa memperbaiki rumah perahu, jadi saya melakukannya," ujarnya.

Pihak berwenang mengatakan, pemindahan rumah perahu mengikuti peringatan kepada pemilik. Tindakan ini dinilai sebagai bagian dari upaya untuk menjaga sungai dan memprioritaskan perdagangan dan pariwisata.

Pejabat yang bertanggung jawab atas perlindungan Sungai NilAyman Anwar membandingkan rumah perahu dengan mobil tua yang mencemari. Padahal pemilik rumah perahu mengatakan, telah berhadapan dengan kenaikan tajam dalam biaya tambatan dan terus membayar biaya lain untuk penggunaan tepi sungai dan hak navigasi.

Pemilik rumah perahu dan pendukungnya di media sosial mengatakan, pemindahan kapal adalah yang terbaru dari serangkaian serangan di tempat-tempat indah atau tempat bersejarah di ibu kota. Para pejabat belum mengatakan pembangunan apa yang mungkin direncanakan setelah kapal-kapal itu hilang.

Tapi, di tepi timur bentangan sungai yang sama, militer Mesir telah memimpin pembangunan jalan beton yang dipenuhi toko-toko dan kafe. Sedangkan di tempat lain di Kairo, blok perumahan, pohon, dan bagian dari kuburan tua telah disingkirkan untuk menjadi bagi jaringan jalan dan jembatan baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement