REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mencatat laba konsolidasi BUMN sebesar Rp 126 triliun sepanjang 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 869 persen dibandingkan laba 2022 sebesar Rp 13 triliun.
Dari jumlah tersebut, BUMN asuransi PT Jasa Raharja memperoleh laba sebesar Rp 1,6 triliun atau naik 7,97 persen dibandingkan 2020. Hal ini memberikan dampak positif ke sektor asuransi Indonesia sekaligus memberikan multiplier effect ke sektor transportasi.
Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono mengatakan di tengah kondisi pemulihan ekonomi Indonesia, capaian kinerja positif tersebut didorong inovasi dan transformasi digital yang searah dengan kebijakan Kementerian BUMN.
“Laba merupakan bagian dari kinerja positif yang dicetak Jasa Raharja, yang ikut mendongkrak sektor Perasuransian Indonesia, dan memberi dampak positif bagi sektor transportasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/6/2022).
Menurutnya penopang utama pencetakan laba Jasa Raharja berasal dari pencapaian pendapatan yakni berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,92 triliun, atau tumbuh 4,58 persen dibandingkan periode 2020.
Sementara itu, dari anak usaha BUMN, PT Asuransi BRI Life mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi sebesar 51,8 yoy persen sepanjang kuartal I 2022. Total pendapatan premi perseroan sepanjang kuartal I 2022 sebesar Rp 2,5 triliun, naik dibandingkan kuartal I 2021 senilai Rp 1,65 triliun. Peningkatan pendapatan premi ini dikontribusi dari penjualan lini nonunit linked.
Adapun, secara keseluruhan total pendapatan usaha sebesar Rp 2,91 triliun sepanjang kuartal I 2022 atau naik 77,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 1,63 triliun.
Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan, pertumbuhan signifikan tersebut ditopang oleh penetrasi nasabah yang sangat baik, sejalan dengan penetrasi induk usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
"Induk kami terus penetrasi nasabah UMKM dan ke bawah, sehingga kami juga penetrasi nasabah-nasabah ritel melalui produk yang ada. Kami pun bisa capai hampir 16,5 juta tertanggung, ini capaian signifikan," kata Iwan.
Untuk melakukan penetrasi lebih dalam kepada nasabah Bank BRI, perseroan menyediakan asuransi mikro dengan premi Rp 50.000 setahun. Dengan asuransi mikro tersebut, BRI Life mampu menggaet 1-1,5 juta pemegang polis tiap bulannya.
Selain itu, BRI Life juga mengoptimalisasi jalur pemasaran melalui lima kanal distribusi antara lain distribusi, in branch sales, alternatif, corporate, dan agency. Iwan memperkirakan kinerja sampai dengan akhir kuartal II 2022 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, kemungkinan akan melambat. Perseroan telah mengantisipasi adanya periode puasa Ramadan dan lebaran sehingga penghimpunan premi telah dipacu pada kuartal I 2022.
"Strategi kami harus tumbuh di atas industri kalau mau gain market share. Sampai akhir tahun mungkin 10-15 persen, kalau bisa double. Mulai tahun lalu kami sudah mapping nasabah BRI kebutuhannya seperti apa supaya bisa siapkan produk-produk sesuai kebutuhan mereka," kata Iwan.