Kamis 30 Jun 2022 13:59 WIB

Pelindo Prioritaskan Standar Layanan Terminal Peti Kemas

Transformasi Pelindo telah menjangkau 27 terminal peti kemas termasuk Indonesia Timur

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara suasana bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Pantoloan di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/4/2022). Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pergerakan peti kemas selama Januari hingga Maret tahun 2022 di 27 terminal mencapai 2,67 juta teus yaitu naik sekitar 6,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat sebanyak 2,50 juta teus.
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Foto udara suasana bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Pantoloan di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/4/2022). Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat pergerakan peti kemas selama Januari hingga Maret tahun 2022 di 27 terminal mencapai 2,67 juta teus yaitu naik sekitar 6,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang tercatat sebanyak 2,50 juta teus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) memprioritaskan standar layanan terminal peti kemas yang saat ini tengah gencar sebagai bagian transformasi di seluruh area kerja perseroan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap para perusahaan pelayaran yang menjadi pelanggan utamanya. 

“Standar pelayanan di area terminal peti kemas menjadi prioritas perusahaan untuk memberikan layanan yang optimal dan efisien,” kata Corporate Secretary SPTP Widyaswendra dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (29/6/2022). 

Dia menjelaskan, transformasi yang dilakukan oleh perseroan menjangkau 27 terminal peti kemas di bawah pengelolaan Pelindo. Terminal peti kemas yang berada di wilayah Indonesia timur juga tak luput dari proses transformasi tersebut. 

Widyaswendra menyebutkan terminal peti kemas di wilayah timur yang saat ini menjadi perhatian utama adalah TPK Sorong dan TPK Jayapura. “Seluruh terminal peti kemas nanti akan memiliki standar pelayanan yang sama sesuai dengan kelas masing-masing, ini memudahkan kontrol dan monitoring baik bagi kami selaku operator maupun perusahaan pelayaran sebagai pengguna jasa layanan kami,” ungkap Widyaswendra. 

Dia menambahkan, salah satu upaya SPTP untuk memberikan standar layanan yang sama adalah dengan pemenuhan kebutuhan minimal fasilitas dan peralatan pada terminal peti kemas. Untuk percepatan, kata dia, Pelindo melakukan pemindahan sejumlah peralatan bongkar muat peti kemas dari satu terminal ke terminal yang lain. 

Seperti pemindahan satu unit quay container crane (QCC) yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di dermaga dari Pelabuhan Ternate ke TPK Kaltim Kariangau Terminal. Begitu juga dia unit QCC dari Jakarta International Container Terminal (JICT) ke TPK MNP. Pemindahan alat lainnya yaitu dua unit rubber tyred gantry (RTG) yang merupakan alat bongkar muat peti kemas di lapangan penumpukan dari TPK MNP ke TPK Kaltim Kariangau Terminal. 

“Selain pemenuhan peralatan, kami juga melakukan standardisasi sistem yang ada di terminal, sehingga seluruh terminal nantinya akan terintegrasi dengan satu sistem yang sama,” ungkap Widyaswendra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement