Kamis 30 Jun 2022 14:09 WIB

Anies Bersyukur Warga Kamal Muara Kini Terlayani Air Bersih PAM Jaya

Warga kini hanya membayar Rp 80 ribu dari sebelumnya belanja air Rp 1 juta per bulan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga memeriksa drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (9/7).
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Warga memeriksa drum penampungan air hujan di Kampung Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mensyukuri atas program 100 hari merdeka air mengalir dan peletakan pipa di permukiman warga Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), Kamis (30/6/2022). Layanan pipa itu baru dirasakan warga pada era sekarang.

"Kami mensyukuri 100 hari pengaliran air minum di kawasan ini," kata Anies saat menghadiri peletakan batu pertama penanaman jaringan pipa distribusi Kamal Muara tahap dua. Kegiatan itu turut dihadiri Wali Kota Jakut Ali Maulana Hakim, anggota Komisi B DPRD DKI Hasan Basri Umar dan anggota Komisi C DPRD DKI Gani Suwondo.

Menurut Anies, kini warga Kamal Muara tidak lagi mesti menadah air hujan atau membeli air jeriken untuk pemenuhan kebutuhannya. Warga kini lebih berhemat pengeluarannya karena selama ini membeli air dari kios distributor dengan harga yang jauh di atas air perpipaan, untuk memenuhi kebutuhan harian.

Anies menyebutkan, sebelumnya warga harus belanja air per pekan atau harian dengan total pengeluaran per bulan bisa sampai Rp 800 ribu bahkan Rp 1 juta. Dengan adanya air perpipaan, sambung dia, selain lebih praktis dan mudah mendapatkan air, warga diperkirakan hanya membayar sekitar Rp 50 ribu per bulan.

"Atau setinggi-tingginya Rp 70 ribu atau Rp 80 ribu, tergantung konsumsi masing-masing. Penghematan yang luar biasa, kalau tadi hitungan kita, ini bisa menghemat sampai 95 persen," kata Anies.

Artinya, pendapatan warga kini bisa dialihkan untuk membiayai kebutuhan lain, misalnya  pendidikan anak, perbaikan rumah, atau untuk kegiatan lain yang bermanfaat. Pasalnya,  biaya air warga sudah disiapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lewat Perusahan Air Minum (PAM) Jaya.

"Tapi program ini tidak berhenti di sini, akan ada penambahan-penambahan wilayah-wilayah lain yang akan disalurkan di sini (Jakarta Utara). Untuk itu pipanisasi ini menjadi penting," kata Anies.

Direktur Utama PAM Jaya Syamsul Bachri mengatakan, pertambahan kalau untuk daerah Kamal Muara saja itu sekitar 250 pelanggan. Adapun jumlah warga yang dilayani dengan air perpipaan sekitar 1.000-1.500 pelanggan.

Kamal Muara, merupakan satu dari beberapa lokasi yang menjadi sasaran wilayah proyek SPAM Hutan Kota. Proyek tersebut merupakan inisiasi dari PAM JAYA dan didukung penuh oleh Pemprov DKI Jakarta. Kehadiran air perpipaan di Kamal Muara adalah bagian dari salah satu proyek percepatan pelayanan PAM Jaya melalui SPAM Hutan Kota.

Proyek itu menargetkan 30 ribu sambungan pelanggan baru di empat wilayah di ujung Jakarta, yakni Kamal Muara, Kamal, Tegal Alur dan Pegadungan. Selain itu, PAM Jaya juga membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi sepanjang 153 kilometer (km) untuk mengaliri air dari IPA Hutan Kota yang berkapasitas 500 liter per detik (lps).

Dalam rangka perayaan HUT DKI Jakarta ke-495 Jakarta Hajatan (Kolaborasi, Akselerasi, Elevasi), PAM Jaya sebagai BUMD DKI Jakarta ikut mensyukuri momentum tersebut bersama masyarakat Kamal Muara melalui kegiatan hajatan 100 hari air mengalir di Kamal Muara. Sebelumnya, Kamal Muara dikenal sebagai salah satu daerah yang sejak Indonesia merdeka, belum memiliki akses air perpipaan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ لَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِاَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوْبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِيْنَ هَادُوْا ۛ سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ سَمّٰعُوْنَ لِقَوْمٍ اٰخَرِيْنَۙ لَمْ يَأْتُوْكَ ۗ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ مِنْۢ بَعْدِ مَوَاضِعِهٖۚ يَقُوْلُوْنَ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هٰذَا فَخُذُوْهُ وَاِنْ لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوْا ۗوَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ فِتْنَتَهٗ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهٗ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَمْ يُرِدِ اللّٰهُ اَنْ يُّطَهِّرَ قُلُوْبَهُمْ ۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖوَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah) terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.” Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya). Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat akan mendapat azab yang besar.

(QS. Al-Ma'idah ayat 41)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement