Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ely Widayati

Menilik Optimalisasi Pengelolaan Sampah

Eduaksi | Thursday, 30 Jun 2022, 17:26 WIB

Pengelolaan sampah menjadi salah satu komponen penting dalam penilaian adiwiyata. Hal tersebut menjadi salah satu komponen yang menjadi fokus dalam proses verifikasi adiwiyata (28/06/22). Konsep 3R yang memiliki inti yakni Reuse (Menggunakan kembali sampah sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya), Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah), Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat).

Ketiga prinsip tersebut di MTsN 6 Bantul telah dilaksanakan, namun masih banyak hal yang harus dibenahi dan direvitalisasi. Kepala madrasah Mafrudah dalam sambutannya kepada tim verifikasi mengatakan proses recycle di madrasah baru tahap awal yang memerlukan kesinambungan. " Di sela-sela kegiatan rutin yang cukup banyak, tim berjibaku saling bekerjasama dalam pemenuhan komponen sebagai bukti fisik", ujar Mafrudah.

Merujuk sebuah riset dari Kementerian Lingkungan Hidup di tahun 2017 menyebutkan bahwa hanya ada sekitar 18,6% rumah tangga yang peduli dengan sampah ketika berbelanja, misalnya membawa wadah dan tas berbelanjanya sendiri. Sehingga bisa disimpulkan bahwa 81,4% rumah tangga di Indonesia menimbun dan menghasilkan sampah setiap harinya.

Langkah nyata yang cukup sederhana telah dilakukan pada madrasah memilahkan sampah antara sampah padat, cair dan organik dengan tempat secara terpisah. Untuk menanamkan budaya inipun terus dilakukan kepada para siswa melalui kader adiwiyata yang terbagi dikelas masing-masing.

Tim verifikasi kabupaten menyoroti pengelolaan sampah yang masih belum dimaksimalkan. "Sebisa mungkin tempat pembuangan sampah akhir juga dipisah antara sampah cair, padat dan organik.misalnya banyak sampah dari daun- daunan kering langsung bisa dimasukan dalam tong-tong sampah kering, ditutup ditunggu 6 hari langsung bisa digunakan sebagai pupuk kompos", tambah Sri dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul.

Proses pembuatan pupuk organik dengan menggunakan alat pencacah daun kemudian hasil pencacahan kemudian ditaruh ke dalam drum dan diberi cairan EM4 untuk mempercepat pembusukan dan pembentukan zat kompos. Kompos hasil buatan bisa digunakan untuk pupuk organik tanaman yang ada dilingkungan madrasah yang jumlahnya kurang lebih 1800 an.

Pengomposan sebenarnya bisa dimaksimalkan lagi sehingga dapat memberikan lebih banyak manfaat seperti pakan ternak, juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lebih bernilai ekonomis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image